Banyumas (ANTARA News) - Kereta api (KA) Senja Utama jurusan Jakarta-Yogyakarta menabrak truk gandeng di perlintasan Jalan Raya Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, sekitar pukul 04.20 WIB, sehingga menyebabkan seorang penjaga pintu perlintasan meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan sopir truk gandeng bernopol G 1786 AU bermuatan semen, Supardi (35), tidak curiga sedikit pun saat melintas di perlintasan tersebut.

Bahkan, dia yang mengaku hendak menuju ke Solo dari arah Cirebon, sempat beristirahat beberapa ratus meter sebelum perlintasan.

"Saat hendak melintas, pintu perlintasan masih dalam keadaan terbuka. Saya pun tetap melintas," katanya.

Namun saat melintasi perlintasan,gandengan truk ditabrak KA Senja Utama yang melaju dari arah Purwokerto sehingga terpental beberapa meter dan menghancurkan pos penjagaan pintu perlintasan.

Peristiwa tersebut menyebabkan penjaga pintu perlintasan, Wagiran (50), tewas di lokasi kejadian karena tertimbun bangunan pos yang hancur dihantam bak truk.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Wagiran segera dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong, Kabupaten Kebumen.

Akibat peristiwa tersebut, arus lalu lintas di jalan raya yang berada pada jalur selatan Jateng sempat ditutup untuk proses evakuasi bak truk gandeng dan membersihkan jalan dari timbunan semen yang berserakan.

Kapolres Banyumas AKBP RZ Panca Putra, di lokasi kejadian, mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh kepolisian, pihak Stasiun Sumpiuh sebenarnya telah mengabarkan jika akan ada KA yang lewat, tetapi petugas perlintasan tidak memberi jawaban.

Hingga berita ini diturunkan, beberapa petugas dari PT KA Daerah Operasi V Purwokerto dibantu Polri dan TNI sedang membongkar reruntuhan pos penjaga perlintasan untuk mencari kemungkinan adanya korban lain.

Sementara itu, personel dari Satlantas Polres Banyumas tampak mengatur arus lalu lintas di perlintasan Sumpiuh yang termasuk salah satu perlintasan terpadat di Jateng.

Warga sekitar lokasi kejadian pun tampak mengumpulkan sisa-sisa semen yang berantakan di sepanjang jalan di perlintasan tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009