Jakarta (ANTARA News) - Dana cadangan devisa tahun 2009 di Bank Indonesia (BI) sebanyak 56,6 miliar dolar AS dinilai sudah cukup baik karena lebih tinggi dari prediksi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono di Jakarta, Jumat, mengatakan, jumlah cadangan devisa tersebut dalam batas aman meskipun ada tekanan untuk membayar utang luar negeri.
"Dana cadangan devisa harus disiapkan untuk menghadapi kondisi `shock`," kata Hartadi.
Dikatakannya, cadangan devisa tersebut berasal dari surplus anggaran belanja negara serta pinjaman luar negeri.
Cadangan devisa dari surplus anggaran belanja negara, kata dia, antara lain berasal dari surplus ekspor dan impor Indonesia yang pada kuartal pertama 2009 sebesar 1,8 miliar dolar AS.
"Jumlah tersebut lebih tinggi dari prediksi BI sekitar 600 juta dolar AS," katanya.
Tingginya surplus ekspor dan impor, kata dia, karena nilai ekspor non-migas pada kuartal pertama juga tinggi yakni sekitar 20 miliar dolar AS, lebih tinggi 2 miliar dolar dari estimasi BI.
Sedangkan, nilai impor migas pada kuartal pertama 2009 turun jauh dari nilai impor kuartal keempat 2008 terjadi terjadi surplus.
"Pada kuartal keempat 2008, pemerintah mengimpor migas cukup banyak untuk melakukan stok menghadapi kuartal pertama 2009," katanya.
Menurut dia, untuk mengingkatkan nilai ekspor pemerintah harus melakukan pemulihan terutama di sektor pertambangan dan agro industri.
"Ekspor non-migas Indonesia meskipun nilainya di atas estimasi, tapi tetap terpengaruh oleh krisis finansial global," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009