Manado (ANTARA News) - Indonesia masih harus berjuang keras untuk bisa menjadi tuan rumah menetap Sekretariat Coral Triangle Initiative (CTI), sekalipun para kepala negara yang mengikuti KTT CTI di Manado secara politis telah memberikan dukungan kepada Indonesia.
"Kepala-kepala negara/pemerintahan tadi sudah mendukung Indonesia, tapi masih perlu pertemuan-pertemuan lanjutan untuk membahas lebih mendalam soal sekretariat ini," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi usai KTT CTI di Grand Kawanua Convention Center (GKCC) Manado, Jumat.
Pada pembukaan KTT CTI tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi menyampaikan kesediaan Indonesia menjadi sekretariat permanen cti.
"Bila negara-negara anggota CTI menerima tawaran ini, kami sudah siap untuk mendukung penuh dana operasional sekretariat," kata Presiden Yudhoyono.
Hadir dalam KTT CTI itu Presiden Filiphina Gloria Macapagal-Arroyo, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, Perdana Menteri Papua Nugini Michael Somare, Perdana menteri Kepulauan Salomon David Sikua dan Presiden Timor Leste Ramos Horta.
Masalah sekretariat ini menjadi isu yang paling krusial dalam pembahasan draft Leader`s Declaration negara-negara CTI baik di tingkat pejabat tinggi (SOM) maupun tingkat menteri (ministerial meeting) selama WOC 2009 Manado berlangsung.
Menteri Freddy Numberi selaku Ketua Panitia Nasional WOC dan CTI Summit mengemukakan, untuk menghindari terjadinya ketidakharmonisan, draft Leader`s Declaration yang ditandatangani Jumat siang tidak menyebutkan secara eksplisit soal sekretariat CTI.
Karena itu, kata Numbery, setelah KTT CTI ini, akan segera ada pertemuan susulan bulan Juni untuk membicarakan secara matang soal sekretariat CTI.
Sekretariat CTI akan bertugas mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan negara anggota dalam menyelamatkan terumbu karang dan ekosistem laut di kawasan ini, termasuk pengaturan penggunaan dana-dana hibah konservasi laut sesuai rencana aksi masing-masing negara.
Keterangan yang dikumpulkan ANTARA di Manado menyeutkan bahwa Filipina menjadi kompetitor utama Indonesia untuk menjadi sekretariat CTI, namun Indonesia merasa lebih berhak karena memiliki kawasan terumbu karang terluas yakni hampir 14 juta hetare di segi tiga terumbu karang serta merupakan penginisiatif berdirinya CTI saat KTT APEC di Sydney beberapa tahun lalu.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009