Kairo (ANTARA) - Mesir akan melarang pertemuan keagamaan selama bulan suci Ramadhan, yang datang dalam dua pekan ke depan, guna menekan penyebaran virus corona baru, demikian pernyataan pemerintah pada Selasa.
Kaum Muslim biasanya berbuka puasa bersama dengan sanak keluarga mereka, ibadah di masjid dan menghabiskan waktu lama bersama saudara.
Namun dengan adanya rekomendasi menjaga jarak sosial selama krisis global COVID-19 dari para ahli kesehatan, Mesir akan melarang setiap pertemuan dan buka puasa bersama di masyarakat, serta kegiatan sosial keagamaan lainnya, demikian pernyataan Kementerian Wakaf Mesir.
Biasanya buka bersama digelar bagi kaum duafa.
Baca juga: Kairo, kota yang tidak pernah tidur, umumkan jam malam karena corona
Baca juga: Mesir bersihkan piramida yang dikosongkan dari turis
Larangan itu juga akan mencakup Itikaf, di mana umat Islam menghabiskan 10 malam terakhir Ramadhan dengan berdiam diri di masjid untuk berdoa, menurut kementerian.
Berdasarkan hitungan Reuters, Mesir telah melaporkan lebih dari 1.300 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan 80 kematian lebih.
Mesir merupakan rumah bagi 100 juta orang dan juga pusat universitas al-Azhar, otoritas keagamaan tertinggi Mesir sekaligus salah satu pusat pembelajaran Muslim Sunni paling terkemuka di dunia.
Bulan suci Ramadhan jatuh pada 23 April tergantung pada penampakan bulan, yang menandai awal bulan baru hijriah.
Mesir sebelumnya telah memerintahkan penutupan masjid serta gereja dan menyiarkan lantunan doa melalui pengeras suara.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mesir tingkatkan cadangan bahan pokok hingga enam bulan
Baca juga: Mesir melaporkan 39 kasus baru corona dengan 3 kematian
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020