Amman (ANTARA News/AFP)- Raja Abdullah II dari Jordania, Kamis mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui satu solusi dua negara untuk membantu mengakhiri konflik dengan Palestina, kata istana.
Raja meminta pemerintah Israel mengumumkan komitmennya pada solusi dua negara, menyetujui prakarsa perdamaian Arab dan melakukan langkah-langkah praktis untuk mencapai kemajuan, kata sebuah pernyataan istana setelah kedua pemimpin itu bertemu di Amman.
"Masyarakat internasional sepakat tidak ada pilihan lain kecuali bagi solusi dua negara dan solusi lainnya tidak bisa diterima karena tidak akan mencapai satu perdamaian yang adil; menciptakan lebih banyak konflik," tambah pernyataan itu.
Netanyahu yang meninggalkan Amman setelah perundingan itu, sejauh ini secara terbuka mendukung gagasan sebuah negara Palestina, satu prinsip dasar rencana-rencana internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun itu.
Prakarsa Arab tahun 2002 menyerukan Israel mundur dari semua wilayah Arab yang didudukinya tahun 1967 dengan imbalan normalisasi hubungan.
"Timur Tengah mengalami satu tahap kritis yang memerlukan satu tindakan cepat untuk mengakhiri konflik itu," kata raja kepada Netanyahu, menurut pernyataan tersebut.
Pemimpin Israel itu tiba Kamis pagi untuk suatu kunjungan yang tidak diumumkan ke Jordania, negara yang menandatangani satu perjanjian perdamaian dengan negara Yahudi itu tahun 1994, menjelang kunjungannya ke AS pekan depan.
Ini adalah lawatan kedua Netanyahu ke luar negeri sejak ia berkuasa bulan lalu, persis tiga hari setelah ia bertemu dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak di kota wisata Sharm Al Sheik di Laut Merah.
Pertemuannya dengan dua sekutu Israel di dunia Arab itu menjelang kunjungan ke Washington untuk berunding dengan Presiden Barack Obama di mana ia diperkirakan akan mengungkapkan rencananya bagi perdamaian kawasan, kata para pejabat.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009