Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Bima Arya Sugiarto menilai preferensi pihak asing termasuk Amerika Serikat lebih condong kepada pasangan Calon Presiden (Capres) Susilo Bambang Yudhoyono dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Boediono (SBY-Boediono) dibanding pasangan lainyya.

"Pihak asing atau Amerika tentu tidak senang jika Prabowo terpilih karena selama kampanye, Prabowo mengutuk Amerika dan mengkritik neoliberal," kata Bima Arya seusai menjadi pembicara dalam diskusi politik di Jakarta, Kamis.

Menurut Bima, jika memang terdapat intervensi asing dalam penentuan pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) maka intervensi tersebut akan bersifat halus, yaitu lewat pembentukan opini publik serta melalui jaringan media.

Bima juga mengatakan preferensi asing bisa berpengaruh dan bisa juga tidak berpengaruh terhadap pemilihan presiden mendatang karena masyarakat Indonesia tidak terlalu senang jika didominasi pihak asing dan senang jika mempunyai pemimpin yang dapat membangkitkan harga diri bangsa.

"SBY sekarang di atas kertas kan memimpin, tapi kalau sentimen anti asing ini naik dan ada tokoh baru yang bisa menimbulkan kebanggaan, arahnya ya bisa lain lagi," kata Bima menjelaskan kemungkinan kondisi politik ke depan.

Sejumlah kalangan menganggap keputusan SBY mengambil Boediono sebagai Cawapres merupakan kesalahan politik terbesar yang ia buat karena Boediono dianggap sebagai praktisi ekonomi yang menganut paham neoliberal.

Sementara itu, selama ini SBY sebagai presiden juga dianggap lemah terhadap intervensi asing sehingga opini yang beredar di masyarakat, terdapat keterlibatan pihak asing atas terbentuknya pasangan SBY-Boediono.

Menanggapi opini yang beredar mengenai paham neoliberal pada pasangan SBY-Budiono, Pendiri Negarawan Center Johan Silalahi bahkan menilai bahwa jika sampai pasangan Capres dan Cawapres SBY-Boediono terpilih, maka kebijakan asing, intervensi asing, penguasaan asing di Indonesia akan semakin merajalela.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009