Kuala Lumpur (ANTARA News) - Lima warga negara Indonesia (WNI) yang diketahui menjadi anggota "Geng Bonding" ditembak mati polisi Malaysia, usai merampok rumah sekretaris politik menteri pelajaran Syahrin Md Jamaludin di Kampung Sinaran Baru, Skudai, Johor Bahru, Rabu pagi.

Kepala polisi Johor Bahru Mohd Mokhtar Mohd Shariff mengatakan polisi terpaksa menembak kelima perampok karena mereka melarikan diri dan tidak dihiraukan bahkan menabrak bagian belakang mobil polisi.

Kelima tersangka itu kemudian keluar dari mobil dan mencoba melarikan diri yang terus dikejar polisi sampai kemudian meminta mereka menyerah namun malah malah berbalik menyerang polisi dengan mengarahkan pistol kepada polisi itu.

Salah seorang tersangka tersangka perampok melepaskan tembakan dulu ke arah polisi, kemudian polisi membalasnya sebagai upaya bela diri.

Dalam rumah korban perampokan hanya ada Huzaimah Yahya, 33 tahun, istri Syahrin bersama tiga anaknya karena saat kejadian, Syahrin yang menjadi seorang pemimpin UMNO tidak ada di rumah.

Usai merampok, kelima perampok membawa juga mobil Proton Waja milik Syahrin.

Polisi menemukan tiga bilah parang, sepucuk pistol, tiga butir peluru, bor dan satu pemotong besi dalam mobil yang dirampas.

Menurut kepala polisi Johor Bahru itu, lima perampok itu tidak memiliki tanda pengenal diri.

Usai kejadian itu, polisi Malaysia kemudian menggerebek dua buah rumah di Kampung Semangat, Tampoi dan Taman Mawar, Pasir Gudang yang diduga menjadi tempat persembunyian para pelaku kejahatan.

Dari penggrebekan itu, polisi Malaysia menahan empat lelaki dan tiga wanita berusia antara 20 hingga 48 tahun karena tidak mempunyai dokumen identitas atau paspor. Polisi juga merampas sebuah tas berisi peralatan membongkar rumah.

Dengan digulungnya Geng Bonding ini, polisi Johor telah dapat menyelesaikan kasus-kasus perampokan dan pencurian rumah di Johor Bahru.

Harian Utusan Malaysia menurunkan berita ini sebagai headline halaman satu, sedangkan media massa lainnya dimuat halaman dalam.

Istri Syahrin, Huzaimah, mengungkapkan dia terbangun sekitar jam 2.00 waktu setempat karena saat sedang tidur di ruang tamu, dia terbangun dan melihat seorang lelaki di dapur rumahnya.

Huzaimah kemudian mencoba ambil kacamata tapi empat perampok itu sudah ada di depan mata sambil membawa pisau dan memakai topeng serta menyuruhnya untuk tidak berteriak.

Menurut penuturan korban di media massa, empat perompak itu sempat makan dan minum di atas meja dengan mengambil makanan dari kulkas.

Karena tidak puas dengan hasil rampokannya, para perampok memerintahkan Huzaimah masuk ke kamar tidur tetapi Huzaimah menjelaskan tidak banyak barang berharga yang dimilikinya dan kemudian para perampok akhirnya mengerti sehingga hanya membawa mobil Proton Waja milik suaminya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009