Selain pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada para pemuda dan organisasi kemasyarakatan, juga diberikan pelatihan fisik, kedisiplinan dan pengetahuan dasar-dasar militer serta bela negara

Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi respon positif Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Andika Perkasa untuk bekerja sama melibatkan TNI AD mengembangkan sosialisasi empat pilar MPR RI sekaligus pelatihan bela negara kepada para pemuda dan organisasi kemasyatakatan seperti SOKSI, FKPPI, Pemuda Pancasila dan lain-lain.

Bamsoet menilai TNI selain mengawal kedaulatan negara dari ancaman serangan fisik militer, juga perlu semakin mewaspadai ancaman nirmiliter yang merusak ideologi negara.

"Masih lekat dalam ingatan kita peringatan dari berbagai survei bahwa tidak sedikit para pemuda kita terpapar radikalisme. Terlepas dari polemik yang menyertainya, hasil survei tersebut perlu kita sikapi sebagai peringatan dini," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: MPR dukung SE Menag terkait panduan ibadah Ramadhan

Hal itu dikatakan Bamsoet usai bertemu Jenderal TNI Andika Perkasa, di ruang kerja KSAD, di Jakarta.

Dia menilai sistem pendidikan di Indonesia memang harus lebih disempurnakan untuk memastikan anak-anak generasi milenial dan Generasi Z cinta mati terhadap Pancasila dan NKRI.

Menurut dia, kehadiran MPR RI dan TNI AD dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, akan semakin menguatkannya.

"Selain pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada para pemuda dan organisasi kemasyarakatan, juga diberikan pelatihan fisik, kedisiplinan dan pengetahuan dasar-dasar militer serta bela negara," tuturnya.

Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum SOKSI itu mengharapkan jajaran TNI bisa ikut menjadi narasumber dari berbagai pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar yang dilaksanakan MPR RI di berbagai daerah sehingga bisa turut memantapkan semangat bela negara dalam jiwa setiap warga negara.

Baca juga: MPR ajak warga turut bela negara cegah penyebaran COVID-19

Menurut dia, dalam berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan, yang tidak hanya berkaitan dengan menjaga kedaulatan negara dari serangan militer, TNI terbukti selalu sigap berada di garis terdepan.

"Baik dalam penanggulangan bencana alam, aksi sosial kemanusiaan, hingga melawan pandemik COVID-19. Semangat cinta dan bela negara yang dimiliki personil TNI ini perlu untuk ditularkan kepada setiap generasi bangsa," ujarnya.

Dia menjelaskan kehadiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN), semakin membuka peluang setiap warga negara mengikuti pelatihan semi militer untuk menjadi komponen cadangan yang memperkuat peran TNI.

Menurut dia, kehadiran UU tersebut sekaligus memberi peluang kepada TNI untuk semakin menularkan "virus" bela negara kepada para generasi bangsa, khususnya dari kalangan millenial termasuk bekerjasama dengan SOKSI dalam menyiapkan komponen cadangan.

"Di Korea Selatan saja yang negerinya sudah mapan dan pendapatan rakyatnya terbilang sudah tinggi, masih mewajibkan setiap warga negaranya mengikuti Wajib Militer. Termasuk para artis top Korea yang digandrungi remaja Indonesia, dari mulai boy band hingga aktor drama Korea, semua mengikuti wajib militer," ucapnya.

Di Indonesia menurut dia, memang tidak menganut Wajib Militer, namun bukan berarti menutup kesempatan kepada generasi bangsa yang ingin menjadi bagian kekuatan dalam sistem pertahanan.

Dia menilai melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI maupun pelaksanaan UU PSDN, TNI bisa semakin memperkuat jiwa nasionalisme warga negara.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020