Manado (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengatakan dirinya akan berusaha sekuat tenaga agar Deklarasi Kelautan Manado (Manado Ocean Declaration/MOD) dapat masuk pada agenda pembahasan Badan Dunia untuk perubahan iklim UNFCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).

"Itu adalah batu karang di sana (UNFCC). Saya akan berusaha sekeras-kerasnya agar poin-poin MOD bisa masuk ke agenda UNFCC. Hal tersebut berat tapi bisa diusahakan " kata Rachmat Witoelar usai mengisi workshop Organisasi Kantor Berita se-Asia Pasifik (OANA) di Manado, Rabu.

Bila MOD bisa masuk ke agenda pembahasan UNFCC, kata mantan Presiden UNFCC itu, maka punya peluang untuk mendapatkan dana adaptasi dari badan PBB tersebut.

Rachmat mengatakan, akan mengajak Sekretaris Panitia Nasional WOC-CTI yang juga Sekretaris Menkokesra Indroyono Susilo mengikuti berbagai pertemuan-pertemuan internasional terkait UNFCC untuk melobi negara-negara maju yang sebenarnya memang ingin membantu negara-negara berkembang.

"Saya minta Indroyono untuk ikut melobi karena pada konferensi besar, yang paling ampuh adalah dengan lobi," kata Ketua Tim Delegasi Indonesia pada UNFCC itu.

Pertemuan internasional yang dimaksud antara lain pertemuan negara-negara yang tergabung pada GEF (Global Economic Forum) di Paris, Perancis.

Selain itu juga pertemuan Adhoc Working Group atau pra-meeting COP-15 UNFCC yang diadakan dua kali di Bonn, Jerman, sedangkan pertemuan COP-15 sendiri akan dilaksanakan di Kopenhagen pada Desember 2009.

Pada 12 Mei, Draf Deklarasi Kelautan Manado (MOD) akhirnya disepakati dalam sidang tingkat pejabat tinggi (Senior Official Meeting-SOM) World Ocean Cinference - WOC) di Manado, Selasa malam, setelah sidang diperpanjang selama tiga jam untuk menyelesaikan isu-isu krusial.

"Kesepakatan yang dicapai ini pun masih dalam bentuk rekomendasi yang akan diajukan pada pertemuan tingkat menteri yang akan digelar selama dua yakni 13-14 Mei 2009," kata Ketua Sidang SOM WOC Eddy Pratomo kepada pers.

Ia tidak merinci materi-materi MOD tersebut, namun inti pokoknya adalah bahwa semua negara sepakat untuk mengusulkan agar materi kelautan dimasukkan dalam pembicaraan pada Kongres Perubahan Iklim yang akan digelar PBB di Copenhagen, Denmark akhir tahun 2009 ini.

SOM, kata Dubes RI untuk Jerman itu, juga membahas beberapa pandangan terkait isu-isu mengenai hubungan dinamis antara kelautan dan perubahan iklim serta mekanisme pendanaan, riset dan masyarakat pantai.

Menurut Eddy, naskah deklarasi Manado yang dihasilkan SOM ini merupakan capaian yang menggembirakan, karena mulai hari ini, masalah kelautan telah menjadi isu penting untuk dibahas dalam pertemuan-pertemuan internasional yang membicarakan masalah perubahan iklim.

"Banyak negara memuji inisiasi Indonesia menyelenggarakan WOC yang pertama ini dan menerima banyak hal yang positif dan kontribusi dari anggota delegasi yang intinya sepakat bahwa manajemen pelestarian laut dan pantai ini harus menjadi isu yang perlu diperhatikan dunia," ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009