Jakarta (ANTARA News) - Elemen Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) dalam aksinya di depan Istana Merdeka Jakarta, Rabu, menuntut bakal Cawapres Boediono sebagai pendamping Yudhoyono, menjelaskan tiga syarat.

Sekjen ISMEI Bahtiar Sebayang kepada pers menjelaskan, tiga syarat yakni, Boediono harus menjelaskan kepada publik alasan penjualan aset negara yaitu Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada pihak asing, syarat selanjutnya mampu menstabilkan nilai tukar rupiah sampai di bawah Rp10.000, per dolar AS.

Syarat terakhir Boediono harus menjelaskan ke publik alasan Indonesia mengikuti Klausul Washington 2000 yang berisikan meliberalisasikan seluruh sektor pelayanan kepada masyarakat termasuk bidang pendidikan.

Menurut Bahtiar, jika Boediono mampu memenuhi tuntutan ketiga syarat dan tidak lagi menjual aset negara ke pihak asing serta tidak lagi mengikuti klausul Washington, maka ISMEI tidak akan menolak menjadi cawapres pendamping SBY.

Aksi elemen ISMEI yang diikuti sekitar 100 orangdan berlangsung tertib itu juga menuntut Capres SBY agar tidak memilih pendamping cawapres yang dinilia menjadi antek neoliberalisme dan asing yang akan melemahkan perekonomian Indonesia.

Elemen mahasiswa juga meminta SBY dalam memilih bakal cawapresnya mempertimbangkan kompoisi Jawa dan luar Jawa dan figur yang berpengalaman dalam bidang politik, sehingga dapat menstabilkan pemerintahan mendatang.

Pada kesempatan terpisah, pengamat politik Prof Dr Tjipta Lesmana menilai figur Boediono sangat jauh dari kriteria cawapres yang telah ditentukan Susilo Bambang Yudhoyono sendiri dan pemilihan Gubernur Bank Indonesia itu sebagai cawapresnya menunjukkan tingginya kepercayaan diri Yudhoyono maju di pilpres.

Ia mencontohkan untuk kriteria bahwa sosok cawapres harus memiliki integritas dan moralitas, Boediono sangat dikenal sebagai ekonom yang menganut faham neoliberalisme dan selalu berorientasi pada IMF ataupun Bank Dunia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009