Solo (ANTARA) - Volume konsumsi elpiji dan BBM Soloraya selama Maret mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Februari 2020 seiring dengan kebijakan pembatasan aktivitas di luar rumah akibat mewabahnya pandemi Covid-19.
"Konsumsi BBM jenis gasoline, yaitu premium, pertalite, dan pertamax pada bulan Maret secara keseluruhan jika dibandingkan dengan bulan Februari 2020 mengalami penurunan permintaan sebesar 17 persen," kata Supervisor Comunication Pertamina MOR IV Arya Yusa Dwicandra di Solo, Selasa.
Ia mengatakan penurunan tersebut dari 327 KL/hari menjadi 269 KL/hari. Menurut dia, penurunan konsumsi tersebut tidak hanya terjadi pada BBM jenis gasoline tetapi juga gasoil, yaitu solar dan dex series.
"Penurunan untuk BBM jenis gasoil ini turun sebesar 4 persen dari 91 KL menjadi 87 KL," katanya.
Sementara itu, untuk konsumsi elpiji juga mengalami penurunan tetapi masih dalam batas normal.
"Terjadi penurunan namun tidak signifikan, rata-rata bulan Februari di angka 118 MT, sedangkan bulan Maret di angka 116 MT sehingga dikatakan untuk elpiji relatif stabil," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini belum mengetahui secara pasti penurunan konsumsi elpiji tersebut namun tidak menutup kemungkinan penurunan terjadi akibat sebagian rumah makan yang tutup sementara waktu karena jumlah pembeli menurun.
"Mungkin bisa pengaruh itu juga (wabah Covid-19), usaha katering dan sebagainya juga turun," katanya.
Sementara itu, pihaknya memastikan untuk stok BBM dan elpiji di wilayah MOR IV aman dengan rata-rata ketahanan untuk BBM selama 9-12 hari dan elpiji 4-6 hari.
Baca juga: Pertamina catat penurunan konsumsi BBM 8 persen terkait WFH
Baca juga: Imbauan di rumah saja akibatkan konsumsi BBM di Jatim turun
Baca juga: Pertamina: konsumen lebih banyak gunakan BBM nonsubsidi
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020