Jakarta, (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit menilai Gubernur Bank Indonesia (BI), Boediono merupakan figur yang tepat sebagai calon wakil presiden pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau itu yang terjadi, saya kira pilihan SBY sangat cerdas karena pemerintahan ke depan akan lebih siap menghadapi krisis ekonomi sebagai imbas dari krisis ekonomi global," kata Arbi Sanit di Jakarta, Rabu.
Menurut Arbi Sanit, krisis ekonomi global yang kembali terjadi sejak akhir tahun lalu sudah pasti akan berimbas ke Indonesia.
Karena itu, berkaca dari pengalaman pemerintahan sebelumnya Yudhoyono cenderung memilih figur profesional yang sangat memahami masalah ekonomi untuk menjadi cawapresnya.
"Dari dulu sejak zaman Soekarno-Hatta, wapres punya peran untuk mengurus ekonomi. Saya kira SBY meniru hal seperti itu" kata Arbi Sanit.
Menanggapi adanya keberatan dari sejumlah partai koalisi Partai Demokrat seperti PKS, PAN, PPP dan PKB terhadap figur cawapres dari luar partai, Arbi Sanit mengatakan hal itu hanya sekedar gertak sambal belaka.
"Kalau seandainya partai-partai itu kecewa lalu menyatakan bubar dari koalisi dengan Demokrat, itu hanya gertak sambal. Tidak mungkin SBY memilih figur dari parpol karena orang parpol tidak ada yang mengerti dan ahli dalam bidang ekonomi," ungkap Arbi Sanit sembari menambahkan keberatan terhadap pencalonan figur profesional membuktikan kalau partai-partai politik saat ini hanya mau mengejar kekuasaan.
"Ambisi mereka (partai politik) hanya untuk bisa berkuasa. Kalau mereka menolak pencalonan Pak Boediono, berarti itu bukti nyata bahwa motif mereka selama ini hanya mengejar kekuasaan," tambah Arbi Sanit.
Kendati terancam bakal ditinggalkan sejumlah partai pendukung, Partai Demokrat memiliki peluang untuk merangkul kembali partai-partai tersebut pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) Putaran I, 8 Juli, guna menghadapi Pilpres Putaran II.
Dengan demikian, kata Arbi Sanit, jika saja duet SBY-Boediono nantinya dapat memenangkan Pilpres maka di tingkat parlemen keduanya mendapat dukungan mayoritas.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009