Pengamat politik, Drs Shomad SH di Jambi, Selasa mengatakan, berpasangan dengan Budiono tidak akan membuat nilai jual SBY turun untuk bertarung pada Pemilu Presiden mendatang.
"Kendati dapat ancaman dari empat partai yang akan mundur dari koalisi dengan Partai Demokrad, namun tidak akan merugikan SBY dalam politik," katanya.
Kendati deklarasi pasangan SBY-Budiono sebagai Capres dan Cawapres baru disampaikan pada 15 Mei 2009, namun kini sudah menimbulkan reaksi beragam dari petinggi partai yang ingin berkoalisi dengan Partai Demokrat.
Dipilihnya Budiono, mantan Gubernur BI pada era pemerintahan Megawati itu, mendapat tanggapan beragam dari partai yang berseberangan dengan PDIP, karena mereka beranggapan SBY telah menerima utusan dari ketua umum partai berlambang banteng itu untuk pasangannya.
Terlepas dari apakah Budiono orang Megawati atau tidak, namun pilihan SBY itu sudah sangat tepat dibanding ia memlih Cawapres dari salah satu partai yang akan berkoalisi dengan partai demokrat.
Dikhawatirkan jika SBY memilih salah seorang yang diajukan empat partai besar yang ingin berkoalisi seperti PKS, PKB, PAN dan PPP, maka akan ada kecemburuan dari yang lainnya.
Selain itu ia berpendapat dan mencontohkan, jika SBY memlih Hatta Rajasa dari PAN sebagai cawapres, maka jika mereka menang, maka untuk lima tahun ke depan SBY juga akan didikte oleh Amien Rais.
"Ancaman untuk menarik diri dari koalisi seperti yang dilontarkan PKS dinilai juga sebagai gertakan, terbukti pada Pemilu 2004 partai di bawah pimpinan Tifatul Sembiring itu juga bergabung kembali dengan Demokrat, setelah sebelumnya melakukan ancaman yang sama," kata Shomad.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
moga bapak dapat melanjutkan tugas untuk periode 2009-2014
Sukses untuk Bpk SBY dan Budiono
Lnjutkan........!!!!!!!!!!!
MAJU SBY