Ternate (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Khairun Ternate, Dr Husein Alting, mengatakan, PDIP akan kehilangan pemilih fanatik jika berkoalisi dengan Partai Demokrat pada pemilu presiden (pilpres) 8 Juli mendatang.

"Pasalnya, kalau PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat, itu artinya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak akan menjadi capres, karena Partai Demokrat sudah menjadikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai capresnya," katanya di Ternate, Selasa.

Menurut dia, salah satu alasan utama para pendukung fanatik PDIP tetap setia memilih PDIP pada pemilu legislatif 9 April 2009, adalah karena mereka berharap parpol itu dapat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai capres pada pemilu presiden 9 Juli mendatang.

PDIP sendiri, kata Husen, sejak awal telah menyosialisasikan Megawati sebagai capres PDIP pada pilpres Juni mendatang, sehingga kalau dia tidak jadi maju sebagai capres akibat berkoalisi dengan Partai Demokrat, itu jelas akan mengecewakan para pendukung partai itu.

Menurut dia, koalisi yang tengah dijajaki PDIP dengan Partai Demokrat jelas didasarkan kepada kepentingan para elite di PDIP, misalnya terkait dengan bagi-bagi kekuasan, bukan aspirasi dari akar rumput PDIP.

"Hal tersebut jelas tidak akan menguntungkan bagi PDIP. Selain akan kehilangan pemilih fanatik, juga akan menjadi bumerang bagi PDIP dalam menghadapi kompetisi pada pemilu 2014," katanya.

Husen mengatakan, PDIP selama ini melakukan kritik keras terhadap berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jadi kalau kemudian PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat, ini jelas terlihat aneh.

PDIP kata pengamat yang juga pengurus Konsorsium Makuwaje (sebuah LSM) itu, sebaiknya tetap menempatkan diri sebagai oposisi di parlemen, kalau nanti partai itu tidak dapat mengajukan capres, atau capres yang diajukan kalah pada pilpres nanti.

"Di dalam tatanan parlemen di negara memang tidak dikenal istilah oposisi, tapi saya pikir perlu ada kelompok di parlemen yang serius mengontrol dan mengeritisi pemerintah agar pemerintah tetap melaksanakan tugas secara baik," katanya.

Ia mengatakan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono dalam menghadapi pilpres memang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan figur-figur capres lainnya, tapi hal itu menjadi jaminan bahwa akan seperti itu pula hasilnya pada pilpres nanti.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009