Jakarta (ANTARA News) - Calon Presiden dari Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jika berpasangan dengan ekonom Boediono pada pemilihan presiden dan wakil presiden Juli mendatang, akan memberikan sentimen positif terhadap pasar uang dan pasar modal.
Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy ketika dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, sentimen positif pasar karena pasangan Yudhoyono-Boediono diperkirakan memiliki visi pembangunan ekonomi yang kuat.
"Tanda-tanda sentimen positif dari pasar uang dan pasar modal sudah mulai terlihat dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar serta naiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa efek Indonesia," kata Ichsanuddin Noorsy.
Dijelaskannya, respon positif terhadap pasar uang dan pasar modal Indonesia terutama disebabkan dunia internasional masih mengalami krisis finansial.
Sejumlah negara maju termasuk Amerika Serikat mengalami deflasi, sehingga banyak investor yang beralih ke pasar Indonesia yang dinilai lebih stabil.
"Meskipun kurs rupiah terhadap dolar terus menguat sejak awal bulan lalu, saya perkirakan tetap dalam kisaran Rp10.500 hingga Rp10.000, tidak akan menembus level Rp9.000," katanya.
Pada pembukaan pasar uang, Selasa pagi, nilai tukar rupiah dibuka dengan harga Rp10.305 yang menguat 65 poin pada hari sebelumnya. Nilai tukar rupiah terus menguat sekitar 400 poin sejak awal Mei lalu.
Menurut Ichsan, nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak akan menembus level Rp9.000, karena sampai saat ini Amerika Serikat belum memberikan arah positif dari uji ketahanan perbankannya.
Pemerintah Amerika Serikat masih membutuhkan dana miliaran dolar dari masyarakat untuk memulihkan perbankannya.
"Kondisi ini bisa memberikan sentimen negatif terhadap pasar Indonesia," katanya.
Kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang bisa memberikan sentimen positif, katana, adalah menurunnya biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Namun pasangan Yudhoyono-Budiono, katanya, tetap direspon negatif oleh pasar tradisional, karena tidak memiliki harapan pada pasangan tersebut.
"Bagi rakyat kelas bawah, siapapun yang menjadi pemimpin kehidupan mereka relatif sama," katanya.
Pasangan Yudhoyono-Boediono, katanya, tidak banyak memberikan perubahan pada masyarakat kelas bawah.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009