Jakarta (ANATARA/JACX) - Sebuah pesan berantai yang mengatasnamakan Menteri Keuangan Sri Mulyani agar masyarakat berhemat listrik saat terjadi wabah COVID-19 di Indonesia beredar di sejumlah media jejaring sosial.

Pesan itu menyebut pemerintah memberikan gratis ataupun diskon biaya listrik selama pandemi COVID-19 di Indonesia dengan berutang kepada Bank Dunia sebesar lima triliun.

Selain itu, pemerintah juga disebut akan akan mencari pinjaman lain dari negara-negara di Timur Tengah demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Dalam pesan itu, terdapat pula foto Menkeu Sri Mulyani serta logo dari tiga instansi yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Perusahaan Listrik Negara.

Berikut narasi pesan yang mengatasnamakan Menteri Keuangan itu:

"Listrik Gratis Dan Diskon Yang Diberikan Negara Dibiayai dengan utang dari Bank Dunia sebesar 5 Triliun yang harus dibayar ke depan dengan uang rakyat juga. Karenanya tarif listrik ke depan bisa lebih mahal lagi .

Kini kami juga tengah berjuang mencari batuan dana pinjaman ke negara-negara Islam di Timur Tengah agar kebutuhan pangan rakyat di tengah wabah segera bisa terpenuhi."

Benarkah Pemerintah Indonesia berutang kepada Bank Dunia demi memberikan keringanan tarif listrik kepada masyarakat?

Tangkapan layar pesan berantai yang mencatut Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait utang kepada Bank Dunia untuk memberikan tarif listrik gratis dan diskon tarif. (Telegram)

Penjelasan:

Pemerintah Indonesia tidak meminjam atau berutang kepada Bank Dunia dalam kebijakan pembebesan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA serta diskon 50 persen kepada pelanggan dengan daya 900 VA.

Kebijakan untuk mengurangi dampak ekonomi atas wabah COVID-19 di Indonesia itu dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020 sebesar Rp3,5 triliun.

Pembebasan tarif listrik serta diskon tarif itu akan dinikmati 24 juta pelanggan berdaya 450 VA serta tujuh juta pelanggan berdaya 900 VA di seluruh Indonesia pada April, Mei, dan Juni 2020.

Sementara terkait kebutuhan pangan masyarakat, Kementerian Pertanian dan Perum Bulog menyebut pasokan beras aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia menyusul produksi beras hingga Mei 2020 mencapai 12,4 juta ton.

Di sisi lain, Perum Bulog masih memiliki stok beras mencapai 1,4 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang di seluruh Indonesia.

Tangkapan layar akun Instagram Kementerian Keuangan. (Instagram/Kemenkeuri)

Klaim : Pemerintah pinjam Bank Dunia lima triliun untuk listrik gratis
Rating : Salah/Disinformasi

Baca juga: Presiden Jokowi: Tarif listrik pelanggan 450 VA gratis selama 3 bulan

Baca juga: Bulog siap amankan pasokan beras lokal jelang Ramadhan

Baca juga: Kementan gandeng produsen pangan jagan ketersediaan pasokan

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020