Manado (ANTARA News) - Delegasi Korea Selatan memperkenalkan pulp, kertas dan bioethanol yang bahan bakunya berasal dari tanaman laut ganggang merah (red algae) pada World Ocean Conference (WOC) di Manado, Sulut.

Asisten Manajer Pegasus Internasional, Sohn Mun-Ho di Manado, Selasa, mengatakan, temuan pulp, kertas dan bioethanol yang berasal gangang merah merupakan hasil riset pertama kali di dunia.

"Riset tersebut merupakan kerja sama antara Pegasus Internasional dan Chungnam National University, yang didanai oleh Samsung Corporation," kata Sohn Mun-Ho.

Temuan tersebut, sudah dipatenkan di Korea Selatan dan satu paten internasional untuk 44 negara.

"Keunggulan dari tanaman ganggang merah adalah rata-rata pertumbuhannya tinggi dan mempunyai efisiensi tinggi dalam fotosintesis, penyerapan karbondioksida serta mempunyai penyerapan tinggi pada nitrogen dan fospor," katanya mengungkapkan.

Pengolahan gangang merah, lanjut dia, memiliki keuntungan secara bisnis dan merupakan bisnis CDM (clean development mechanism) yang efisien.

Sohn mengemukakan, Korsel sendiri saat ini masih memiliki bahan baku tanaman gangang, namun hanya bisa dipanen satu kali dalam setahun, sehingga bahan bakunya banyak diimpor dari Afrika dan negara-negara lain.

"Pegasus hampir tiga tahun lalu telah melakukan uji coba tanaman alga merah di Lombok seluas dua hingga tiga hektar, namun belum dipanen. Panen alga merah di Indonesia bisa lima kali setahun," katanya menjelaskan.

Pabrik pengolahan ganggang merah di Korsel, ujar dia, masih skala kecil dan belum diproduksi skala besar. "Kami rencananya juga akan mendirikan pabrik pengolahan ganggang merah di Pulau Bali," katanya.

Ia menuturkan, kalau penanaman gangang merah ada dua cara yakni ditanaman di dasar laut dan mengambang di permukaan laut.

"Kedua cara tersebut sama-sama produktif. Penanaman di bawah laut awalnya murah tapi kedepan perlengkapannya mahal. Penanaman gangang juga dipengaruhi lokasi. Kalau lokasinya bergelombang, lebih baik mengambang di permukaan laut," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009