Sydney (ANTARA News) - Australia akan secara resmi mengakhiri misi militernya di Irak pada 31 Juli, setelah lebih dari enam tahun memberikan kontribusi tentara untuk penyerangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) ke negara tersebut, kata pasukan pertahanan mengumumkan.

Australia menarik 550 prajurit tempurnya dari Irak selatan tahun lalu dan kini akan memulangkan sekitar 45 tentara yang dipekerjakan di bidang non tempur di markas besar pasukan koalisi, kata pihak militer dalan pernyataan yang dikeluarkan Minggu malam.

Tidak ada prajurit Australia yang meninggal dalam pertempuran atau dalam tugas operasional selama penempatan enam tahun, karena dalam tahun-tahun terakhir hanya terlibat dalam pelatihan-pelatihan.

Kepala pasukan pertahanan, Kepala Angkatan udara Marsekal Angus Houston seperti dilaporkan AFP mengatakan, Australia mempunyai kebanggaan besar dalam melaksanakan tugas yang membuat masa depan Irak lebih baik.

"Tentara Australia memberikan dukungan penting terhadap operasi-operasi keamanan dan stabilisasi, dan telah bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada sekitar 33.000 tentara Irak," katanya.

"Pemerintah Australia dan departemen pertahanan khususnya berharap ke depan bisa memelihara program kerjasama pertahanan yang kuat dan sehat dengan Irak pada masa depan."

Australia memberikan dukungan perang saat bekas pemerintahan konservatif John Howard, yang merupakan sekutu dekat mantan presiden AS George W. Bush, meskipun jajak-jajak pendapat umum menunjukkan bahwa sebagian besar pemberi suara menentang operasi itu.

Penarikan mundur pasukan tempur Juni lalu dilakukan untuk menghormati janji pemilu Perdana Menteri Kevin Rudd di hadapan Partai Buruh kiri-tengahnya yang terpilih pada akhir akhir 2007.

Sekitar 100 petugas pasukan pertahanan akan masih disisakan di Baghdad untuk memberikan perlindungan pada staf diplomat Australia. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009