Phnom Penh (ANTARA News/AFP) - Kamboja menuntut Thailand membayar lebih dari dua juta dolar AS sebagai kompensasi kerusakan akibat sengketa militer maut bulan lalu, demikian bunyi satu nota diplomatik Kamboja, Selasa.

Tujuh tentara Thai dan Kamboja terbunuh beberapa bulan terakhir selama meletusnya kekerasan secara sporadis antara dua negara bertetangga perihal tanah di sekitar kuil abad ke-11 Preah Vihear.

Dalam sengketa terakhir pada 3 April lalu, tiga tentara Thai terbunuh dan seorang pedagang pasar Kamboja yang berada dekat reruntuhan kuil, mati terbakar manakala pasukan Thai menembakkan roket ke lintas perbatasan negeri itu.

"Serangan dengan memakai senjata berat oleh pasukan Thai ke wilayah Kamboja telah sangat merusak dan membuat sebuah pasar di Kamboja musnah," kata nota diplomatik yang disampaikan kepada Thailand Senin kemarin.

Kerugian materi yang diderita 319 keluarga Kamboja yang kehilangan mata pencahariannya tatkala tembakan Thai menghancurkan pasar mereka yang bernilai sekitar 2,1 juta dolar AS.

"Pemerintah Kerajaan Kamboja menuntut pemerintah Kerajaan Thai bertanggungjawab penuh atas kerusakan yang disebabkan para serdadu Thai itu dan mengganti dengan pantas kerugian-kerugian di atas," demikian bunyi nota diplomatik Kamboja.

Tentara dari kedua negara terkunci dalam sengketa perbatasan sejak Juli lalu manakala Thailand marah karena kuil kuno di puncak bukit itu memperoleh status Warisan Dunia dari PBB.

Kepemilikan kuil diberikan kepada Kamboja pada 1962 namun kedua negara menyengketakan wilayah lima kilometer persegi di seputar kuil yang secara resmi berada dalam zona demarkasi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009