Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia, Selasa, memperpanjang kemerosotan tadi malam karena para investor melakukan aksi ambil untung menyusul "rally" (kenaikan panjang) pekan lalu, kata para analis.

Pasar juga sedang menunggu laporan mingguan persediaan energi AS untuk sinyal penguatan permintaan di ekonomi terbesar dunia itu, yang terhuyung-huyung dari sebuah resesi yang dalam, kata mereka, seperti dikutip dari AFP.

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, turun 30 sen menjadi 58,20 dolar AS per barel.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni, turun 23 sen menjadi 57,25 dolar AS per barel.

"Pasar ini tampak telah mendapat suatu gigitan dari zona menyenagkan (pada level harga saat ini)," kata Dave Ernsberger, seorang editor senior penyedia informasi energi Platts.

"Para pedagang sedang menunggu data persediaan energi AS."

Departemen Energi AS (DoE) akan merilis laporan mingguan level stok minyak mentah di konsumen energi terbesar dunia itu pada Rabu.

Ernsberger mengatakan, ia memperkirakan rally harga minyak menjadi melemah karena ekonomi global yang sakit akan menjaga penurunan permintaan.

Para pedaganga juga sedang menunggu pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada 28 Mei di Wina, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla El-Badri mengatakan, belakangan ini kartel ingin melihat harga minyak mentah pada posisi lebih dari 70 dolar AS per barel, karena para anggota kartel tampaknya terbagi pada apakah menurunkan produksi minyak lagi untuk mendukung harga.

Harga minyak mentah di New York, jatuh pada Senin waktu setempat, setelah pekan lalu naik hingga 10 persen, karena para pedagang melakukan ambil untung setelah rally yang didorong sinyal-sinyal tentatif pemulihan ekonomi global.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, turun 13 sen per barel dari penutupan Jumat menjadi 58,50 dolar AS.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juni, jatuh 66 sen menjadi pada 57,48 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir telah mengikuti pasar saham untuk sinyal harapan para investor terhadap pemulihan dari kemerosotan global terburuk sejak 1930-an.

Pasar saham Eropa dan AS mundur kembali pada Senin, di tengah aksi ambil untung dari kenaikan kuat baru-baru ini.

"Ambil untung mendominasi seluruh pasar," kata John Kilduff dari MF Global.

"Permintaan telah berbalik naik (rebound), menekan harga muncul ke atas," tambah dia.

Harga kontrak New York telah meningkat 33 persen setelah anjlok ke posisi terendah perdagangan harian 43,83 dolar AS pada 21 April.

Phil Flynn dari Alaron Trading menyatakan bahwa pasar minyak "terus mengambil pentunjuknya dari pasar saham."

"Pasar sedang mengambil sebuah istirahat sejenak" dan pasar mulai bekerja dalam "sebuah gigitan aksi ambil untung," tambah Flynn.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009