New York, (ANTARA News) - Saham-saham AS di Wall Street jatuh pada Senin waktu setempat, karena para investor merealisasikan keuntungannya dari sebuah "rally" (kenaikan panjang) yang kuat dalam beberapa pekan terakhir dan menunggu data ekonomi baru, kata para dealer.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 155,88 poin, atau 1,82 persen, menjadi ditutup pada 8.418,77 setelah pasar mencatat kenaikan dalam delapan dari sembilan pekan lalu, demikian dikutip dari AFP.

Indeks komposit saham teknologi Nasdaq menyusut 7,76 poin, atau 0,45 persen, menjadi 1.731,24 sementara indeks Standard & Poor`s 500 melemah 19,99 poin, atau 2,15 persen, menjadi 909,24.

Sentimen negatif menimpa pasar setelah The Wall Street Journal melaporkan, bahwa bank-bank AS menerima konsesi (kelonggaran) dari Federal Reserve sebelum hasil "stress tests" (uji ketahanan) dipublikasikan.

Harian itu melaporkan, bahwa the Fed mengupas skala ukuran kekurangan modal yang dihadapi beberapa bank terbesar negara itu, menyusul tawar-menawar intensif selama dua pekan.

Perpanjangan rally pekan lalu sebagian besar akibat berita bahwa stress tests pada sistem perbankan menunjukkan modal yang diperlukan relatif moderat untuk para pemberi pinjaman (bank) besar.

Al Goldman dari Wachovia Securities mengatakan, pasar saham menjadi "sangat berbaring dalam jangka pendek" dengan indeks S&P naik 37 persen sejak awal Maret, namun berargumentasi bahwa prospek jangka panjang masih positif.

"Momentum masih `bullish` (bergairah) dan karena itu kami tidak akan mendapatkan jalan itu atau mencoba berhenti sekalipun untuk jangka pendek, hingga personaliti pasar berubah," kata dia.

"Namun demikian, fakta juga mengindikasikan perintah beberapa peningkatan kehati-hatian jangka pendek, dan kami sarankan para investor menahan beberapa pembelian kuat selama periode kemunduran."

Paul Nolte dari Hinsdale Investments mengemukakan bahwa "pasar saham tampaknya menjadi baik jelang keluarnya data ekonomi baru" dengan antisipasi para investor sebuah pemulihan dari resesi.

"Pasar terlihat sedang lelah dan perlu istirahat," kata dia.

Pasar juga sedang menunggu berita ekonomi utama, termasuk laporan penjualan ritel April pada Rabu, yang akan menyediakan petunjuk pada aktivitas konsumen -- sebuah pendorong utama ekonomi -- yang sedang tumbuh dalam kuartal kedua meski resesi mendalam.

Data lainnya pekan ini, termasuk laporan inflasi dan neraca perdagangan AS.

Dengan sektor finansial dalam fokus, Bank of America menyusut 8,68 persen menjadi 12,94 dolar AS, Citigroup turun 3,98 persen menjadi 3,86 dolar AS dan JPMorgan Chase melemah 7,99 persen menjadi 35,83 dolar AS.

Beberapa bank terpukul berita bahwa mereka berencana menerbitkan saham baru untuk membantu memenuhi persyaratan modal hasil stress tests. Capital One Financial turun 13,53 persen menjadi 27,10 dolar AS, dan BB&T kehilangan 7,56 persen menjadi 24,34 dolar AS.

Di sektor teknologi, Intel naik 0,52 persen menjadi 15,37 dolar AS. Sementara dari sektor otomotif, General Motors menyusut 10,56 persen menjadi 1,44 dolar AS setelah kepala eksekutif Fritz Henderson mengatakan sebuah pengajuan kebangkrutan tampaknya lebih memungkinkan karena raksasa otomotif bermasalah ini melakukan restrukturisasi.

Obligasi menguat. Imbal hasil (yield) pada obligasi negara AS berjangka 10-tahun berkurang menjadi 3,180 persen dari 3,293 persen pada Jumat dan pada obligasi negara AS berjangka 30-tahun turun menjadi 4,180 persen terhadap 4,274 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009