Lebak (ANTARA News) - Harga minyak goreng di Pasar Tradisional Rangkasbitung, selama satu sepekan terakhir ini di Kabupaten Lebak melonjak hingga mencapai Rp9.000 per liter.

Nuriah (45), seorang pedagang sembilan bahan pokok atau sembako di Pasar Tradisional Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin, mengatakan, pihaknya saat ini terpaksa menaikkan harga minyak goreng karena di tingkat distributor juga sudah naik.

Sebelumnya harga minyak goreng Rp7.000 per liter, namun kini naik menjadi Rp9.000 per liter.

Begitu pula harga gula pasir semula Rp7.000 per kilogram kini naik menjadi Rp8.500 per kilogram.

"Kenaikkan kedua komoditi itu sejak sepekan lalu," katanya.

Menurut dia, pasokan minyak goreng dan gula pasir ke pasaran hingga saat ini berjalan normal dan tidak ada hambatan.

Oleh karena itu, pihaknya merasa bingung dengan adanya kenaikan harga tersebut.

"Seharusnya, harga itu normal karena pasokan tidak mengalami kelangkaan," katanya.

Dia menyebutkan, kemungkinan harga gula pasir dan minyak goreng terus mengalami kenaikan karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda menurun.

Apalagi, kebutuhan masyarakat akan gula pasir dan minyak goreng meningkat karena menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden.

Ujang (40) seorang pedagang bahan pokok di Pasar Tradisional Rangkasbitung mengaku selama harga minyak goreng naik omset pendapatan menurun sekitar 30 persen dari hari normalnya.

"Biasanya, konsumen membeli satu liter minyak goreng, namun kini menjadi setengah liter," kataya.

Sedangkan harga beras, daging unggas, dan telur hingga saat ini masih stabil.

Saat ini harga beras kelas super mencapai Rp5.500 per kilogram, beras kelas dua Rp5.000 per kilogram dan beras kelas tiga Rp4.500 per kilogram.

Sementara harga daging unggas Rp22.000 per kilogram, telur Rp12.000 per kilogram dan harga jenis sayur-sayuran seperti wortel Rp3.500 per kilogram dan kubis Rp4.000 per kilogram.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009