Surabaya (ANTARA News) - Sedikitnya 8.500 ekor babi milik para peternak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, diberi vaksinasi secara massal.
"Upaya ini untuk mencegah penyebaran virus H1N1 yang ditularkan melalui babi," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Jawa Timur, drh. Erna Tjiptaning, di Surabaya, Senin.
Menurut dia, selain diberi vaksin, sejumlah kandang babi di Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang itu juga disemprot dengan cairan disinfektan.
"Peternakan babi di Desa Arjowilangun itu berada di tengah-tengah pemukiman warga. Ini yang harus diwaspadai," kata Erna.
Kendati hingga kini belum ditemukan adanya kasus flu babi di Jatim, Dinas Peternakan juga mengambil sampel darah babi di desa itu.
"Selain itu kami juga mengambil sampel darah dari peternakan babi wilayah Kromengan dan Dampit untuk kami teliti lebih lanjut di laboratorium," katanya.
Dinas Peternakan Jatim sudah membagi-bagikan vaksin berupa Caladex untuk menghambat kolera dan Bivadex untuk mengantisipasi penyakit kolera di sejumlah peternakan babi di wilayah Kabupaten Malang.
Sebelumnya Kepala Dinas Peternakan Jatim, Sigit Hanggono, mengatakan, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Malang dianggap sebagai daerah paling rawan terjangkit wabah penyakit flu babi.
"Selain ditularkan manusia, virus itu juga bisa ditularkan oleh babi," kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jatim, Sigit Hanggono, Selasa (28/4) lalu.
Ia menyebutkan, populasi babi di Jatim selama ini terbanyak berada di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Malang.
"Pada tahun 2007, populasi babi di Jatim mencapai 48.203 ekor dan pada tahun 2008 sebanyak 75.019 ekor. Terbanyak berada di Tulungagung dan Malang," katanya.
Namun dia menyatakan, sampai saat ini babi milik para peternak yang ada di kedua daerah itu belum terkontaminasi virus mematikan tersebut.
"Apalagi, saya lihat babi dari Tulungagung dan Malang hanya untuk mencukupi daerah sekitar, tidak sampai ke luar negeri," katanya.
Walau begitu, Sigit tetap meminta para peternak babi di kedua daerah itu dan masyarakat tetap mewaspadai berkembangnya virus flu babi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009