Guangzhou (ANTARA News) - Ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda memastikan kemenangan tim Indonesia 3-1 atas Inggris setelah mereka mengalahkan pasangan Jennifer Wallwork/Gabrille White 21-15, 21-7.

Kemenangan atas Inggris itu menjadi kemenangan kedua tim Indonesia pada penyisihan Grup 1B Piala Sudirman yang digelar di Guangzhou Gymnasium, Senin malam.

"Puji Tuhan," ujar Greysia pendek saat ditanya bagaimana perasaannya menjadi penentu kemenangan tim Indonesia.

Greysia mengaku agak tegang pada awal pertandingan saat mereka beberapa kali tertinggal hingga kedudukan 7-9.

"Pertandingan pertama baru penyesuaian dengan lapangan, biasanya siapa yang bisa cepat menyesuaikan diri dia yang akan menguasai pertandingan," katanya.

Berbeda dengan Greysia, Nitya yang baru pertama kali bermain pada pertandingan beregu mengaku agak terbebani untuk menyumbang angka sehingga berpengaruh terhadap permainannya.

"Pada poin-poin pertama tegang karena ini pertamakali main pada event beregu dan menjadi penentu kemenangan. Beda banget dengan pertandingan perorangan," kata Nitya.

Sebelumnya, pemain tunggal putra Simon Santoso dan tunggal putri Adriyanti Firdasari menyumbang dua angka pertama bagi tim Indonesia.

Simon Santoso membawa tim Indonesia memimpin 2-1 setelah tanpa banyak kesulitan mengalahkan pemain Inggris Andrew Smith 21-15, 21-14.

Sedangkan Firdasari menyumbangkan angka pertama melalui kemenangan atas Sarah Walker 21-12, 21-18 yang diraih hanya dalam tempo 29 menit.

Kemenangan Firdasari menyamakan kedudukan setelah tim Indonesia tertinggal 0-1 dari Inggris atas kekalahan ganda putra Bona Septano/Mohammad Ahsan dari pasangan Nathan Robertson/Anthony Clark 11-21 21-18 22-24.

"Kelihatan sekali mereka demam panggung terutama pada game pertama, karena ini pertandingan pertama pada kejuaraan beregu bagi mereka," ujar pelatih ganda putra Sigit Pamungkas usai pertandingan.

"Tapi itu bagus bagi mereka, karena kalau tidak dicoba mereka tidak akan tahu atmosfir pertandingan beregu," tambahnya.

Sementara Ahsan yang servisnya tigakali dinyatakan salah, mengaku terpengaruh oleh keputusan hakim servis terutama saat kedudukan 17-18 sehingga menambah poin bagi lawannya.

"Mungkin karena pemain Inggris protes melulu waktu servis, katanya kepala raketnya naik," ujar Bona.

Sementara itu Nathan mengaku tidak terlalu terkejut dengan kemenangan itu karena ia mengira tim Indonesia akan menurunkan pasangan yang lebih kuat.

"Tetapi bagus juga kami bisa mendapat satu poin, mungkin ini bisa meningkatkan percaya diri tim," katanya.

Kemenangan pada partai terakhir antara ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir melawan Anthony Clark/Donna Kellogg 21-15, 21-10 memperkuat kemenangan Indonesia menjadi 4-1.

Wakil manajer tim Indonesia Yacob Rusdianto mengaku puas dengan hasil yang diraih tim Indonesia karena pemain-pemain lapis kedua yang diturunkan telah memberi hasil yang baik. "Bisa dibilang 80 persen pemain yang diturunkan adalah pemain-pemain muda," katanya.

Yacob mengatakan alasan tidak menurunkan pemain-pemain utama, adalah untuk memberi kesempatan pemain-pemain muda untuk tampil. "Karena harus ada regenerasi," paparnya.

Masa libur tanding selama dua hari, tambahnya, akan dimanfaatkan untuk berlatih mempersiapkan diri bertemu juara bertahan China pada Kamis. "Kami tetap bertekad untuk menang," tegasnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009