Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan mempersoalkan latar belakang calon wakil presiden (Cawapres) yang hendak mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, apakah dari partai politik atau bukan.
Ketua DPP PKB Marwan Jafar di Jakarta, Senin, bahkan meminta partai-partai rekan koalisi Partai Demokrat untuk tidak lagi mendikotomikan parpol dan nonparpol untuk urusan Cawapres Yudhoyono.
"Sudah tidak relevan lagi mempersoalkan parpol dan nonparpol. Serahkan saja kepada capresnya," kata Marwan.
Dikatakannya, yang terpenting dari sosok cawapres bukan masalah wakil parpol atau bukan, melainkan kemampuannya dalam ikut memimpin negara bersama presiden terpilih nantinya.
Menurut Marwan, kalau dipaksakan wakil parpol tetapi tidak punya kredibilitas dan kecocokan dengan capresnya, maka tidak akan optimal. Begitu juga kalau dipaksakan nonparpol, tetapi tidak melihat kapasitasnya juga tidak akan baik.
"Jadi yang dilihat itu kemampuannya, jangan dilihat dari parpol atau bukan," kata sekretaris Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI itu.
Dikatakannya, meski menyodorkan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres, PKB tidak akan memaksakan kehendak pada Yudhoyono.
Kepentingan PKB, kata Marwan, adalah membangun bangsa menjadi lebih baik, bukan semata-mata jabatan dan kekuasaan.
"Siapapun yang dipilih SBY, asalkan untuk kebaikan bangsa, PKB akan mendukung," katanya.
Soal kemunginan masuknya PDIP ke dalam koalisi dengan Partai Demokrat, PKB juga tidak mempersoalkan. Hanya saja, PKB meminta Yudhoyono tidak melupakan parpol yang sejak awal mantap bergabung dengan koalisi itu.
"PKB, PKS, dan Partai Demokrat itu fundamen koalisi. Ini jangan dilupakan. Silakan saja yang lain bergabung," kata Marwan.
Sebagai fundamen koalisi, lanjut Marwan, wajar kalau PKB berharap banyak diajak bicara oleh Partai Demokrat untuk menentukan kebijakan-kebijakan prinsip soal koalisi maupun strategi menghadapi pilpres.
"�Saya yakin Partai Demokrat tidak melupakan itu," kata Marwan yang kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jateng III itu.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009