Di AS juga masih terus meningkat lajunya. Di China muncul gelombang kedua. Jadi pasar masih mewaspadai penyebaran wabah ini

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat, namun dinilai masih rawan terkoreksi.

Rupiah Senin sore ditutup menguat 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.413 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.430 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan penguatan rupiah hari ini seiring dengan pergerakan positif aset berisiko seperti naiknya bursa saham Asia.

Selain itu sentimen positif lainnya yaitu data tingkat kematian akibat wabah Virus Corona baru atau COVID-19 yang menurun di beberapa negara pusat pandemi seperti AS, Italia, Spanyol, dan negara Eropa lainnya, yang mengindikasikan bahwa masa puncak pandemi mungkin akan segera berlalu.

Kendati demikian, Ariston menilai penguatan rupiah hari ini masih rentan karena penyebaran COVID-19 masih meninggi di Indonesia.

"Di AS juga masih terus meningkat lajunya. Di China muncul gelombang kedua. Jadi pasar masih mewaspadai penyebaran wabah ini," ujar Ariston.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp16.450 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp16.413 per dolar AS hingga Rp16.563 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp16.556 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp16.464 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah awal pekan melemah, mengikuti penurunan mata uang Asia

Baca juga: Sri Mulyani: Pemberian THR dan gaji ke-13 PNS dikaji ulang

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020