Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia, Senin, setelah menembus 58 dolar AS pekan lalu, kata para analis.
AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, turun 20 sen menjadi 58,43 dolar AS per barel dari penutupan Jumat pada sekitar 0200 GMT.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juni, merosot 10 sen menjadai 58,04 dolar AS.
Para analis mengatakan mengapungnya harga minyak menyebabkan sebuah kehati-hatian, karena fundamental pasar minyak masih lemah.
"Dengan mempertimbangkan berapa jauh dan cepat minyak naik kembali dalam menghadapi fundamental yang sangat buruk, beberapa penarikan kembali adalah sesuatu yang bisa terjadi ," kata Victor Shum, seorang prinsipal senior dari perusahaan konsultan energi internasional Purvin and Gertz di Singapura.
Namun demikian, Shum menambahkan bahwa harga minyak kemungkinan naik lagi dalam pekan ini karena "60 dolar AS terlihat kemungkinan sebuah magnet untuk para investo minyak."
Para investor berharap menerima sebuah pemicu Jumat, setelah data resmi menunjukkan penurunan pasar kerja AS nerkurang pada April.
Pasar juga ditentramkan oleh rilis dari "stress tests" (uji ketahanan) pada sistem berbankan AS, dengan para penyalur kredit utama terlihat dapat menutup penurunan modalnya.
Harga minyak mentah di New York menembus 58 dolar AS per barel pada Jumat lalu, karena data pekerjaan yang lebih baik daripada perkiraan di konsumen energi utama dunia Amerika Serikat, mengindikasikan kemungkinan berkurangnya kemerosotan tajam ekonomi, kata para dealer.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, naik 1,92 dolar AS dari penutupan Kamis menjadi berakhir pada 58,63 dolar AS per barel, menutup kenaikan lebih dari 10 persen dalam sepekan.
Kontrak dalam perdagangan harian Jumat, sempat mencapai posisi teringgi 58,69 dolar AS, sebuah level yang tidak terlihat sejak pertengahan November.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juni meningkat 1,67 dolar AS menjadi ditutup pada 58,14 dolar AS per barel, setelah menyentuh 58,30 dolar AS.
Harga minyak telah mencatat kenaikan mantap pada pekan lalu di tengah harapan pulihnya permintaan energi, tetapi harga masih jauh di bawah rekor tertinggi Juli tahun lalu, di atas 147 dolar AS per barel.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009