"Stok tamiflu itu sebenarnya untuk penanganan flu burung beberapa waktu yang lalu, tapi karena saat itu penggunaannya cukup ketat, akhirnya banyak yang kadaluarsa," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Hartanto, di Semarang, Minggu.
Menurut dia, banyaknya tamiflu yang sudah kadaluarsa itu tersebar di berbagai puskesmas di Jawa Tengah dan didistribusikan pada 2007 untuk mengatasi kasus flu burung.
"Ketatnya penanganan flu burung pada saat itu seperti harus menemukan unggas yang terkena, setelah itu dilakukan tes darah serta melalui proses lainnya. Akibatnya, obat tersebut menjadi tidak terserap dengan maksimal," katanya.
Tamiflu yang kadaluarsa saat ini berjumlah sekitar empat ribu yang tersebar di puskesmas-puskesmas. "Saya sudah meminta agar tamiflu yang kadaluarsa tersebut dipisahkan dan tidak digunakan," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini Dinkes masih menunggu tambahan tamiflu dari Departemen Kesehatan Pusat untuk menambah persediaan di daerah.
"Tamiflu tambahan itu nantinya akan langsung didistribusikan ke berbagai daerah yang persediaannya masih kurang," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009