Batam (ANTARA News) - Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus Dogma Situmorang OFM Cap bersama Uskup Pangkalpinang Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, memberkati altar Gereja Santo Petrus, Batam, Minggu.
Pemberkatan dengan percikan air suci dan pendupaan juga dilaksanakan untuk Tabernakel dan Salib Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi (Misa) Peresmian dan Pentahbisan Gedung Gereja Santo Petrus yang berkapasitas 1.300 orang.
Meja altar berukiran Perjamuan Terakhir, podium dan bangku-bangku berbahan kayu jati, dibuat dan didatangkan dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
"Bagus. Gedung ini sangat bagus," kata Mgr Martinus kepada umat Katolik dari Kepulauan Riau dan Singapura yang mengikuti Misa di dalam gedung dua lantai dan berpengatur hawa (AC), serta di bawah beberapa tenda.
Terletak di Bukit Batu Baloi, Lubukbaja, Batam, pembangunan gedung baru diselesaikan tiga setengah tahun, menggantikan gedung lama yang didirikan tahun 2004 dan sudah tidak sesuai peningkatan jumlah umat.
Gereja Santo Petrus-Lubukbaja yang dirintis Theodorus Salaka dan kawan-kawan pada awal 1960 berupa Kapela Santa Maria di Batuampar dan awal 1970 di Sei Jodoh, adalah perintis paroki Gereja Katolik di Pulau Batam,
Pastor Peter Bruno Sarbini SVD mengatakan di Pulau Batam kini terdapat empat gereja besar dan mandiri yaitu Paroki Santo Petrus-Lubuk Baja, Paroki Beato Damian-Bengkong, Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi-Tembesi, dan Paroki Kerahiman Ilahi-Tiban.
Dalam acara sambutan yang dihadiri Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Pol Dikdik Mulyana Arief Mansur, Peter yang juga Pastor Kepala Paroki Santo Petrus-Lubukbaja menyatakan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pembangunan gedung baru.
"Gedung lama, baru berumur 20 tahun, tetapi ada yang lapuk dan banyak bagian atapnya bocor, sementara jumlah umat di paroki ini sudah berkembang pula. Sekarang kurang-lebih 4.000 jiwa," katanya.
Di tempat yang sama, Stefanus Santosa selaku wakil ketua I Panitia Pembangunan Gereja Santo Petrus-Lubukbaja mengajak umat separokinya membantu panitia yang masih mempunyai utang Rp1,5 miliar untuk penyelesaian gedung yang kini mulai dipergunakan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009