Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih berpeluang berduet dengan Partai Gerindra untuk calon presiden (capres) dan wakil presiden (wapres) mendatang.

Peneliti Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, pada acara diskusi yang diselenggarakan forum inteligensia bebas di Jakarta, Minggu, mengatakan, peluang tentang hal itu masih ada karena kedua partai tersebut memiliki program yang sama.

PDIP dalam setiap kampanyenya menekankan perjuangkan bagi "wong cilik", begitu juga partai Gerindra dalam setiap iklan yang ditampilkan, selalu bersama orang kecil.

Dalam diskusi tersebut, Buharuddin mengatakan, masih terbukanya kedua partai tersebut berduet menuju capres dan cawapres karena politik selalu mengalami perubahan.

Selain itu, PDIP yang perolehan kursinya masih di bawah 20 persen, jika tidak berkoalisi dengan partai lain, tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres, katanya lagi.

Dia menilai, saat ini kedua partai tersebut masih menunggu siapa yang akan menjadi capres dan cawapres.

Sementara itu, Associate Director The Media Institue, Herdi Sahrasad, dalam diskusi itu mengatakan, jika PDIP dan Megawati Soekarnoputri secara emosional tetap maju sebagai capres, akan menghadapi lawan kuat yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kadindat doktor UIN Sunan Kalijaga itu mengatakan, dalam poltik segalanya bisa terjadi, walaupun rapat pleno DPP PDIP memutuskan Megawati tetap dicalonkan sebagai presiden, namun partai ini masih tetap membuka kemungkinan koalisi dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo.

Hal yang hampir sama juga dikatakan pembicara Ray Rangkuti, Al Chaidar, MA, Nanang Tahqiq dalam diskusi yang dilaksanakan persiapan pilpres itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009