Bogor (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta para calon presiden (capres) dalam Pilpres 2009 untuk saling menghormati dan tidak bersikap takabur dengan merasa lebih cepat dan lebih baik dibanding capres yang lainnya.
"Dalam kampanye pilpres mendatang jangan lah suka menantang, suka sesumbar, dan mengejek. Jaga perasaan kompetitor lain. Banyak jalan menuju yang baik, tidak perlu menujukkan kita lebih cepat, lebih baik. Takabur namanya," kata Yudhoyono dalam pidato syukuran kemenangan Partai Demokrat di kediaman Cikeas, Bogor, Minggu malam.
Menurut Yudhoyono, kampanye dalam pemilu presiden (pilpres) mendatang diperkirakan akan lebih keras dibanding pemilu legislatif, meski sudah ada semacam kesepakatan terutama dengan capres dari Partai Golkar Jusuf Kalla untuk saling menghormati.
"Kampanye bisa lebih keras, meski sudah sepakat untuk saling menghormati, tetapi barangkali saya keliru, meski saya pernah menyampaikan di depan para gubernur," katanya.
Yudhoyono juga berpesan kepada para pengurus Partai Demokrat untuk tetap berpolitik secara santun dan saling menghargai dalam pilpres mendatang.
"Jangan mengejek. Sebab semua punya potensi, punya kelebihan, masa` SBY dianggap tidak punya apa-apa," katanya.
Selain itu, Yudhoyono juga meminta pengurus dan kader Partai Demokrat bersikap sabar terutama menghadapi serangan pesaing capres lain seperti bentuk black campaign ataupun fitnah.
"Seperti Pemilu 2004, black campaign, fitnah, kampanye negatif akan banyak. Jangan kita tergoda untuk melakukannya juga. Berpolitiklah yang baik, tidak takabur tidak merendahkan orang lain, sehingga kalaupun menang, menang dengan mulia," katanya.
Di hadapan puluhan pengurus, kader dan simpatisan Partai Demokrat, Yudhoyono juga menyampaikan terimakasih atas dukungan dan kepercayaan rakyat pada Pemilu 9 April lalu.
"Amanah ke Partai Demokrat jangan disia-siakan. Mari pertanggungjawabkan dan baktikan kepada rakyat hingga kita bisa mencapai yang lebih baik pada Pemilu 2014 mendatang," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Btw, dulu janji waktu pilpres 2004 sudah ditepati kan ya pak?
Ingat lho nanti ditagih di hari akhir..