"Kalau (kader) NU diberi amanah untuk membenahi sekaligus memimpin Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mengapa tidak? Sumber daya manusia (SDM) yang punya kompetensi untuk dapat membenahi sistem pendidikan di Indonesia tersedia," katanya di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela "halaqoh" (pertemuan) di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Muttaqien, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, berkaitan dengan banyaknya lembaga pendidikan pesantren, yang umumnya adalah dimiliki masyarakat/swasta, namun belum mendapatkan bantuan sepenuhnya pemerintah.
Kegiatan yang digagas bersama Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Ponpes Darul Muttaqien sebagai rangkaian memperingati Hari Pendidikan Nasional itu diikuti sejumlah pimpinan Ponpes besar NU di Jawa dan tokoh berbagai perguruan tinggi (PT) terkemuka dari IPB dan PT lainnya.
Narasumber yang hadir pada kegiatan yang dipandu cendekiawan muda NU Bogor Ahmad Fahir itu, selain Gus Sholah yang kini pengasuh Ponpes "Tebuireng" Jombang Jawa Timur, juga panelis lain yakni pimpinan Ponpes Darul Muttaqien Bogor Drs KH Mad Rodja Sukarta.
Kemudian, Guru Besar IPB Prof Dr Cecep Kusmana MS, Direktur Pesantren Daarul Rahman Jakarta KH Faiz Syukron Makmun LC, MA, dan Direktur Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB Dr Ir. Aji Hermawan, MM.
Pada bagian kedua, tampil Ketua Pengurus Besar NU KH Masdar Farid Mas`udi MA, didampingi empat panelis, yakni Rektor Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi Dr Nandang Najmul Munir dan Dewan Pakar Ponpes Al-Falakiyyah an-Nahdliyyah Pagentongan Bogor yang juga Guru Besar IPB Prof Dr Surjono Hadi Sutjahjo MS.
Selanjutnya Pengasuh Ponpes Al-Karimiyyah Kota Depok KH Ahmad Damanhuri MA serta akivis muda NU alumni School of Public Policy, University of Birmingham, Inggris Ir Ifan Haryanto, MSc.
Meski kader NU siap bila pemerintahan hasil Pemilu Presiden 8 Juli 2009 memberikan amanah untuk membenahi pendidikan nasional, kata Gus Sholah, tetap harus ada kriteria standar dan profesional yang mesti dimiliki, diantaranya sosok yang punya integritas yang teruji dari sisi akhlak, jujur, serta mampu menghadapi tugas berat untuk membongkar kasus-kasus korupsi.
"Dari informasi dan interaksi dengan berbagai kalangan, saya mendapatkan informasi potensi penyimpangan dalam dunia pendidikan nasional cukup besar, sehingga dibutuhkan figur yang berani untuk memberantasnya," kata Gus Sholah, yang kini lebih banyak berkecimpung mengurus dunia pendidikan di Ponpes Tebu Ireng itu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009