"Prinsipnya tempatnya nyaman," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa isolasi mandiri idealnya dilakukan di tempat sendiri dengan tidak melakukan kontak dekat dengan orang lain dan selalu mengenakan masker guna mencegah penularan virus.
Namun, ia mengatakan, bila memungkinkan pemerintah daerah bisa menyediakan tempat karantina mandiri yang nyaman bagi warga pendatang yang membutuhkan.
Ia juga mengemukakan pentingnya pengaturan dalam penyediaan fasilitas isolasi bagi warga pendatang. Fasilitas yang tersedia mesti memungkinkan warga pendatang beristirahat dengan tenang dan berada dalam jarak yang aman dengan orang lain.
"Karena kalau kita buat isolasi kelompok seperti tadi malah menimbulkan stres, kesedihan, nah, ini akan bertambah pada imunitas dia makin turun," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya penyediaan fasilitas olahraga dan kegiatan bersama bagi warga pendatang yang menjalani karantina mandiri di fasilitas pemerintah daerah.
"Misalnya ada (kegiatan) olahraga bersama, melakukan aktivitas bersama, dan memang secara ilmu sudah diketahui bahwa perasaan gembira, perasaan tidak tertekan, perasaan tidak stres itu sangat mempengaruhi perbaikan pada status imunitas seseorang," ujarnya.
"Jadi kuncinya silakan disiapkan tempat mana saja kalau memang itu inisiatif masyarakat. Tetapi yang membawa rasa bahagia, membawa rasa tenang," ujarnya.
Selain menyediakan tempat karantina, ia mengatakan, pemerintah daerah juga mesti menyampaikan pemahaman kepada warga mengenai pentingnya karantina dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.
"Ini prinsip dari komitmen kita bahwa yang sakit harus melindungi yang sehat. Dia sadar sepenuhnya bahwa saya harus melakukan isolasi," katanya.
Baca juga:
Gubernur Jateng cek persiapan tempat karantina di Kendal-Batang
IDI sarankan pemudik lakukan karantina mandiri selama 14 hari
Pewarta: Katriana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020