Bojonegoro (ANTARA News) - Ratusan suporter "Bonek" pendukung Persebaya, Surabaya, Jawa Timur, yang datang ke Bojonegoro menumpang KRD, Minggu, dirazia di stasiun Kota Bojonegoro.
"Pengeledahan atau razia tetap dengan tujuan awal untuk melarang masuknya suporter bonek ke Bojonegoro," kata Kapolres Bojonegoro, AKBP Agus S. Hidayat, kepada ANTARA News di stasiun kota setempat.
Para suporter bonek itu menumpang KRD jurusan Surabaya-Bojonegoro yang masuk stasiun kota pada pukul 12.30 WIB dengan sebagian besar di antaranya mengenakan kaus suporter bonek warna hijau.
Ratusan suporter bonek yang sebagian naik di atas gerbong ketika KA memasuki stasiun itu langsung dikumpulkan setiba di stasiun Kota Bojonegoro.
Tapi, puluhan suporter lainnya yang tidak mengenakan kaus hijau tetap melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, karena mereka turun sebelum KA memasuki stasiun.
Mereka turun untuk keluar tidak lewat pintu stasiun dan berjalan kaki menuju stadion Letjen H. Soedirman Bojonegoro yang jaraknya berkisar dua kilometer dari stasiun.
Menurut Agus, pemeriksaan yang dilakukan kepada bonek itu untuk memperjelas tujuan mereka datang ke Bojonegoro. Diperkirakan, seluruh suporter bonek yang naik KRD berjumlah berkisar 300 orang.
"Yang jelas kedatangan bonek tidak dikehendaki di Bojonegoro," katanya.
Dalam pemeriksaan itu, kalau memang suporter bonek yang datang tanpa membawa uang untuk membeli tiket, akan tetap dikembalikan ke Surabaya.
Namun, kalau suporter bonek itu memiliki uang akan diperbolehkan melihat pertandingan antara Persebaya melawan Persibo.
Dia mencontohkan, dalam aksi pemeriksaan yang dilakukan kepada suporter bonek di depan stadion yang sebagian lainnya dipulangkan, karena tidak membawa uang, namun sebagian lainnya tetap diperbolehkan melihat pertandingan karena diketahui membawa uang yang cukup.
"Tetapi kaus warna hijau tetap harus ditanggalkan, jangan dipakai ketika menonton pertandingan," katanya.
Mereka dikumpulkan di dalam stasiun kota dan menjalani pemeriksaan, mulai Kartu Tanda Penduduk (KTP), barang bawaan juga yang lainnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009