Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura melaporkan 120 kasus baru virus corona pada Minggu, sejauh ini merupakan peningkatan tertinggi dalam sehari, dan mengkarantina hampir 10 ribu pekerja migran di dalam asrama mereka.
Dari total kasus baru yang tercatat pada Minggu, 116 kasus diantaranya ditularkan secara lokal dan banyak lainnya terkait dengan dua asrama yang ditinggali para pekerja migran---yang saat ini harus berada di dalam kamar-kamar mereka selama 14 hari.
Kasus baru yang tercatat meningkat 60 persen dibandingkan 75 kasus yang tercatat pada Sabtu (4/4), yang merupakan kenaikan harian tertinggi sebelumnya. Singapura telah melaporkan total 1.309 kasus dengan enam kematian akibat virus corona.
Puluhan ribu pekerja asing kerah biru tinggal berdekatan di berbagai asrama di Singapura. Mereka berkontribusi besar terhadap angkatan kerja Singapura, yang bekerja di berbagai sektor, mulai dari konstruksi hingga pembersihan.
Lonjakan kasus terjadi dua hari sebelum Singapura mulai menutup sekolah dan sebagian besar tempat kerja selama sebulan sebagai bagian dari pembatasan ketat untuk memerangi penyakit COVID-19.
Singapura adalah salah satu negara yang paling terpukul ketika virus itu pertama kali menyebar dari China pada Januari, tetapi pengawasan ketat dan rezim karantina membantu membendung gelombang itu. Namun, lonjakan baru-baru ini dalam kasus-kasus yang ditularkan secara lokal telah menimbulkan kekhawatiran baru.
Pemerintah juga mengubah tempat pameran besar ke timur pulau menjadi fasilitas medis untuk mengakomodasi pasien yang sebagian besar telah pulih dari COVID-19 tetapi mungkin masih menular. Ini akan menjadi fasilitas kedua setelah sebuah hotel dialihfungsikan untuk mengisolasi hingga 500 orang, bulan lalu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus corona terus naik, Singapura pun tutup sekolah dan tempat kerja
Baca juga: Satu lagi WNI positif COVID-19 meninggal dunia di Singapura
Baca juga: 7 WNI sembuh COVID-19 di Singapura
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020