Borobudur, Jawa Tengah, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak umat Buddha menjadikan peringatan Tri Suci Waisak tahun 2009 sebagai momentum untuk membangun keluhuran bangsa.
"Saya mengajak umat Buddha untuk menjadikan Waisak ini sebagai momentum membangun nilai luhur bangsa yang moderat, toleran, dan menghormati kemajemukan," katanya di Borobudur, Sabtu (9/5) malam, saat "Darmasanti Waisak 2009" di Taman Lumbini, sebelah timur kaki Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Hadir pada kesempatan itu antara lain Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Bupati Magelang, Singgih Sanyoto.
Ia mengatakan, Tri Suci Waisak sebagai peringatan atas tiga peristiwa penting dalam ajaran Buddha yakni kelahiran Sidarta Gautama, Sidarta mencapai kesempurnaan sebagai Buddha, dan wafat Sang Buddha Gautama memberikan pencerahan batin.
"Sehingga umat bisa membuat kebajikan dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama," katanya.
Peringatan Waisak, katanya, tentu juga menjadi momentum bagi umat Buddha untuk merenungkan kembali berbagai nilai luhur ajaran Sang Buddha.
Ia mengatakan, Buddha Gautama telah mengajarkan darma yang berisi berbagai nilai universal, falsafat kehidupan yang mendalam, pencerahan tentang hakikat, dan makna kehidupan umat Buddha yang sejati.
Buddha Gautama juga telah menunjukkan keteladanan kepada umat dalam menyempurnakan kebajikan dan tidak pernah menyerah kepada hawa napsu serta godaan duniawi.
"Sehingga tercapainya kebuddhaan. Dengan memegang teguh darma itu, umat Buddha akan dapat memahami makna hidup yang sesungguhnya, makna hidup yang mencapai taraf pencerahan batin tertinggi sebagaimana dicontohkan oleh Buddha Gautama," katanya.
Pencerahan tentang kehidupan yang menyejukan, yang diajarkan Sang Buddha, katanya, mengajak semua orang untuk berbuat kebajikan dan senantiasa peduli terhadap penderitaan sesama umat manusia.
Ia mengatakan, manusia yang memperoleh pencerahan batin akan memahami etika dan norma dalam menjalani kehidupannya.
Hati nurani yang mendapat pencerahan akan sanggup membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Batin yang bersih membuat manusia mampu mengendalikan hawa napsu yang senantiasa mendorong manusia melakukan kejahatan dan perbuatan angkara murka.
Pada kesempatan itu Presiden mengatakan, kehidupan berbangsa dan bernegara juga bertumpu kepada berbagai nilai luhur Bangsa Indonesia.
"Bangsa yang menganut nilai-nilai spiritual, mengasihi, menghormati, dan penuh toleransi. Bangsa yang mampu meraih masa depan yang maju dan bermartabat dengan kemandirian, daya saing, dan peradaban yang mulia," katanya.
Berbagai nilai universal yang berasal dari darma Sang Buddha, katanya, memiliki peran penting bagi masyarakat dalam membangun bangsa yang maju, bermartabat, dan sejahtera.
"Diperlukan perjuangan dan pengorbanan dalam menempuh berbagai ujian dan cobaan sebagaimana yang dicontohkan oleh Buddha Gautama," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009