Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu mempersiapkan tiga gedung di lokasi yang berbeda untuk dijadikan tempat perawatan dan isolasi bagi orang dalam pengawasan, orang tanpa gejala tapi pernah berinteraksi dengan pasien positif, dan pasien dalam pengawasan virus corona di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
Wali Kota Palu Hidayat memimpin langsung rapat koordinasi pembahasan persiapan lokasi tersebut bersama seluruh kepala-kepala puskesmas, dinas kesehatan, dan sejumlah instansi lainnya di ruang kerja wali kota, Minggu.
Rapat tersebut berlangsung dari pukul 14.00 Wita dan baru berakhir menjelang petang, dan dilanjutkan Minggu malam.
Baca juga: Wali Kota Palangka Raya umumkan Kadis Perkimtan sembuh dari COVID-19
Tiga gedung isolasi sekaligus perawatan tersebut yakni di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah.
Gedung ini akan ditempatkan bagi orang dalam pengawasan COVID-19, namun memiliki gejala.
Berikutnya Gedung Panti Sosial Bina Remaja di Palu Barat. Gedung ini akan dijadikan tempat perawatan bagi orang tanpa gejala (OTG) tetapi pernah berinteraksi dengan pasien terpapar COVID-19.
"Mereka akan kita jemput rawat di sini," katanya.
Selanjutnya di Asrama Haji Transit Palu akan dijadikan gedung perawatan bagi pasien dalam pengawasan (PDP) yang membutuhkan penanganan medis.
"Asrama haji ini kita akan gunakan jika ruang rawat di rumah sakit sudah penuh," katanya.
Baca juga: K3S Denpasar gagas "Gerakan 10 Ribu" masker antisipasi COVID-19
Seluruh gedung tersebut kata Hidayat, telah ditetapkan oleh Gubernur Sulawesi Tengah sebagai tempat perawatan COVID-19 jika pelayanan di rumah sakit tidak memadai.
Sementara untuk tenaga medis dan para medis kata Hidayat, akan dipusatkan di Balai Pendidikan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
"Tolong besok cek semua kesiapan tempat itu. Mulai dari tempat tidur, kamar mandi, wc, kipas, dan fasilitas lainnya," kata Hidayat.
Bahkan Hidayat meminta agar pelayanan terhadap orang yang diisolasi steril dan seluruh sampah dari buangan tersebut ditangani secara khusus.
Selain membahas tempat-tempat isolasi, rapat tersebut juga membahas tentang mekanisme kerja, pelayanan dan pemeriksaan serta kesiapan sarana kesehatan dan alat pelindung diri.
"Dari sisi tenaga medis kita sudah siap, kita masih kekurangan APD, dan sarana dan prasarana kesehatan yang terbatas," kata Hidayat.
Dia mengatakan dokter dan para medis sebagai ujung tombak pelayanan COVID-19 di masyarakat harus dilindungi dari virus mematikan itu.
Terkait APD, Hidayat mengatakan akan berusaha secepatnya mendapat APD yang memenuhi standar operasional pelayanan COVID-19.
Dia mengatakan jika seluruh titik yang sudah ditentukan tersebut sudah siap, maka tidak ada lagi warga yang tidak sukarela memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat dan jika ada gejala akan diisolasi di tempat yang sudah ditetapkan.
"Kita harus selamatkan masyarakat Palu, maka semua harus kita siapkan," katanya.
Terkait pasien yang tidak memenuhi syarat diisolasi di tempat-tempat tersebut karena gangguan kesehatan yang memburuk maka akan dirujuk ke rumah sakit.
Selama diisolasi, pemerintah akan menjamin logistiknya termasuk keluarga yang ditinggalkan di rumah.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Sumsel jadi 16, satu dari Lubuklinggau
Baca juga: 7 WNI sembuh COVID-19 di Singapura
Baca juga: BLK dan Karang Taruna Ogan Komering Ilir produksi ribuan masker
Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020