Palu (ANTARA News) - Karena diiming-imingi harga pembelian yang menggiurkan yakni sampai puluhan juta rupiah per ekor, sebagian warga Palu di Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam sebulan terakhir, ramai memburu tokek.
Perburuan cicak besar dengan memiliki warna dasar putih serta bintik keunguan, oranye, dan kemerahan ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu menyerap informasi dari masyarakat, kemudian dilakukan perburuan dengan melibatkan dua-tiga orang.
Hasanuddin (29), warga Palu Timur yang ditemui sedang berburu tokek, Sabtu, mengatakan ia dan seorang anggota keluarganya sengaja mencari tokek di wilayah Kecamatan Palu Selatan karena mendapatkan laporan ada seekor binatang melata yang diburunya sudah lama berdiam di atas plafon rumah seorang warga di Jalan Dewi Sartika II.
"Si pemilik rumah itu bilang badannya sudah sebesar pergelangan orang dewasa, dengan ukuran panjang sekitar 30 cm," kata dia.
Ian menambahkan dirinya diperbolehkan menangkap tokek di rumah tersebut dengan penjanjian hasil penjualannya nanti harus dibagi dua.
Hasanuddin sendiri sudah tiga kali sejak Kamis (7/5) berusaha menangkap tokek di rumah tersebut, namun masih gagal karena binatang buruannya itu sangat cerdik dan cepat melarikan diri.
Lelaki yang berprofesi sebagai tukang batu ini mengaku sudah sekitar sebulan terakhir gencar berburu tokek, karena ada seorang pedagang perantara di Palu menawarkan harga pembelian tokek hidup Rp5 juta untuk ukuran berat tiga ons.
Namun, katanya, selama berburu tokek, dirinya baru berhasil menangkap satu ekor dengan ukuran berat sekitar satu ons, sehingga hanya dihargai beberapa ratus ribu rupiah.
Tidak hanya melibatkan kaum lelaki dengan berbagai latar belakang, perburuan tokek di Kota Palu juga dilakukan oleh sejumlah ibu rumah tangga setempat.
Ny. Ete (40), seorang ibu rumah tangga, mengatakan ia dan seorang teman wanitanya sedang mencari rambut palsu untuk dijadikan alat menangkap tokek agar binatang buruan itu tidak terluka.
"Sudah ada sasaran yang kami buru, tinggal mencari rambut palsu. Mudah-mudahan binatang yang kami cari itu bisa segera tertangkap," tutur warga Perumahan BTN Dayodara di Palu Timur itu berharap.
Untuk memudahkan penangkapan tokek agar tetap hidup dan tidak cacat sehingga dapat dibeli dengan harga tinggi, menurut dia, para pemburu tokek profesional biasanya membawa rambut palsu untuk dijadikan jerat.
"Tokek itu bila sudah terkena rambut palsu sulit sekali berjalan, sebab jutaan serat halus yang ada di bagian kaki dan ekornya akan menempel," kata dia.
Ny. Ete juga mengatakan, seorang temannya yang juga seorang ibu rumah tangga di Jln Panglima Polem Palu beberapa hari lalu mendapatkan seekor tokek bintik merah dengan ukuran berat sekitar delapan ons.
"Tokek yang dibelinya dari seorang warga pegunungan di pinggiran Palu dengan harga Rp8 juta itu sedang dikarantinakan di rumahnya, menunggu pembeli dari Jakarta yang sudah menjanjikan harga puluhan juta rupiah," kata dia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah melakukan penelitian mengenai khasiat dari daging, kulit, dan air liur binatang tokek yang dikabarkan dapat menyembuhkan penyakit AIDs, asma, dan berbagai penyakit kulit.
Tokek sendiri sudah lama dijadikan menu makanan oleh orang tertentu di Jepang dan Taiwan, karena berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Pada berbagai etnik di Indonesia pun, tokek yang sudah dikeringkan dan kemudian dihaluskan dan ditelan, diyakini secara turun-temurun dapat menyembuhkan penyakit asma atau bengek menahun. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
barangg dapat di kirim ke luwuk dengan perjanjian yang ada
tolong hubungi saja di nomor 085756422640
ataw 085241215667
kami tunggu kabar secepatnya