Ia menjelaskan fenomena penularan dan penyebaran virus HIV/Aids di Papua seperti gunung es yang saat ini hanya terlihat permukaannya saja, sedangkan di bagian dasar justru lebih besar dan tidak tampak.
Data triwulanan Dinas Kesehatan Papua mengenai perkembangan jumlah pengidap HIV/AIDS di provinsi ini bisa menjadi alasan kekhawatiran Constant.
"Data terakhir yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, tercatat 4.305 orang positif mengidap, sedangkan yang 29 ribu orang ini kemungkinan disebabkan karena masyarakat yang beresiko terinfeksi HIV enggan memeriksakan diri," kata Constant.
Ia menambahkan, permasalahan utama Provinsi Papua adalah bagaimana menyadarkan masyarakat untuk mau memeriksakan diri sehingga bisa diketahui apakah mereka tertular HIV atau tidak.
"Masih sedikit sekali orang yang mau berkonsultasi pada konselor KPA dan memeriksakan diri, padahal sebagian besar mereka yang berkonsultasi dan siap melakukan tes pemeriksaan ternyata positif mengidap virus mematikan itu," terangnya.
Constant mengaku, pihakya selalu mensosialisasikan risiko terkena HIV kepada semua kalangan masyarakat terutama ditempat-tempat yang konsentrasi pengidaap HIVnya besar. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009