"Uji coba pipa sudah mulai dilakukan, tetapi dengan air," kata Pejabat Sementara (PJS) Direktur Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Cepu Kunto Wibisono kepada ANTARA, Sabtu.
Direktur Operasi Pertamina EP Cepu ini menambahkan, perbaikan pipanisasi minyak Blok Cepu enam inchi yang sempat terganggu akibat tersumbat batu tersebut, sudah rampung.
Perbaikan dilakukan dengan cara membongkar kembali pipa dan memotongnya untuk kemudian mengeluarkan batu yang ada dalam pipa yang selama ini menghambat aliran air ketika pada uji coba pertama, dua bulan lalu, dilakukan.
"Kalau melihat batu yang ada di dalam pipa sebesar kepala orang, jelas disengaja," jelasnya.
Sejauh ini, proses uji coba jalur pipa dengan air sudah aman sehingga bisa dimanfaatkan untuk mendistribusikan minyak Blok Cepu.
Tetapi, kepastian pemanfaatan jalur pipa tersebut tetap menunggu sertifikasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).
Dia menjelaskan, pipa enam inchi yang dimanfaatkan mendistribusikan produksi minyak Blok Cepu dari lapangan Banyu Urip dari empat buah buah sumur itu mampu mendistribusikan minyak sedikitnya 12.000 barel per hari, yang 10 ribu barel per hari diantaranya dibeli Pertamina.
Sementara harga akan mengikuti harga pasar yang penentuannya dilakukan tim Ind Crude Proise (ICP) multi departemen yang terdiri dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, BP Migas dan Departemen Keuangan.
"Kalau harga kurang lebihnya mengikuti harga pasaran minyak dunia," katanya.
Kunto memperkirakan, produksi awal minyak Blok Cepu, mulai bisa berjalan berkisar Juni-Juli, namun karena pembangunan kilang mini diperkirakan baru rampung Oktober, maka produksi awal pada Juni atau Juli tidak langsung 20.000 barel per hari.
"Paling tidak produksi minyak Blok Cepu sudah bisa dimulai, meskipun tidak langsung 20.000 barel," tambahnya.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Suyotono menyatakan, Pemkab berusaha ikut mengelola minyak Blok Cepu dengan memanfaatkan kilang mini milik Humpuss Patragas yang ada di Cepu, Blora, Jawa Tengah.
Kilang mini milik Tommy Soeharto tersebut kapasitasnya mencapai 10 ribu barel per hari. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009