Beijing (ANTARA News) - Indonesia menyambut ajakan China untuk kerjasama teknologi militer yang antara lain mencakup pembuatan perlengkapan militer serta pemasarannya.
"Indonesia sambut keinginan China kerjasama teknologi militer atas dasar saling menguntungkan," kata Atase Pertahanan (Athan) RI Beijing Kolonel Infantri Yayat Sudrajat, di Beijing, Sabtu.
Menurut dia, teknologi militer China saat ini sudah memasuki taraf yang maju sehingga Indonesia berkeinginan menjajaki berbagai bentuk kerjasama teknologi dengan negara Tirai Bambu itu.
China, katanya, saat ini sudah bisa menjadi penyeimbang kemajuan teknologi militer negara-negara barat sehingga Indonesia penting sekali melakukan kerjasama militer dengan China.
"Bentuk kerjasama ini juga merupakan upaya Indonesia untuk tidak terlalu bergantung kepada teknologi militer barat," katanya menambahkan.
Dia menilai hubungan kerjasama militer antara Indonesia dengan China selama ini telah berjalan baik dan sejumlah pejabat tinggi militer kedua negara, hingga menteri pertahanan, telah beberapa kali saling mengunjungi dan melakukan pembicaraan.
Yayat mengatakan, pertemuan terakhir pejabat tinggi militer kedua negara dilakukan ketika Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan Kepala Staf Angkatan Laut Cina Laksamana Wu Shenghi, di sela-sela Peringatan 60 Tahun AL Cina, di Qingdao, Propinsi Shandong, akhir April 2009.
Dalam pertemuan itu, katanya, TNI AL dan Angkatan Laut Republik China sepakat untuk meningkatkan kerja sama, terutama dalam pendidikan dan latihan.
"Sekalipun Indonesia tidak mengirimkan kapal militer ke peringatan itu, tapi kita mengirimkan pejabat tinggi militer untuk menghadiri acara yang dilakukan besar-besaran itu," katanya.
Kunjungan Kasal ke Qingdao tersebut, katanya, membuktikan bahwa Indonesia sangat memberi perhatian yang besar bagi China selain merupakan bentuk hubungan yang baik antara kedua negara.
Indonesia-China telah menandatangani kerjasama pertahanan dan keamanan yang dilakukan oleh Menhan RI Juwono Sudarsono dengan Menhan China (saat itu) Cao Gangchuan, di Beijing, pada 7 November 2007.
Penandatanganan itu juga merupakan tindak lanjut dari Kerjasama Strategis yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu JIntao, April 2005, di Jakarta.
Kerjasama di berbagai bidang pertahanan itu, diantaranya mencakup kerjasama di bidang kelembagaan, kerjasma di bidang teknologi, serta bidang pendidikan dan latihan.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Pemiskinan ada dimana2 karena neo liberal... hidup China... hidup rakyat Indonesia!!