Jakarta (ANTARA News) - Permintaan produk perikanan akan semakin meningkat setelah merebaknya virus flu babi.

"Permintaan produk ikan itu akan semakin meningkat, apalagi setelah ada flu babi. Tinggal sanggup tidak kita penuhi permintaan mereka," kata Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Martani Huseini mengatakan, di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, pengunjung ruang pamer produk perikanan Indonesia pada pameran produk perikanan di Brussel beberapa waktu lalu lebih ramai dikunjungi konsumen.

Produk perikanan, ujar dia, menjadi pilihan sejak adanya penyakit kuku pada sapi dan flu burung. Dengan adanya virus flu babi maka permintaan ikan semakin meningkat.

Namun, Martani mengatakan, peningkatan ekspor perikanan hanya mungkin terjadi apabila kebutuhan di dalam negeri tertutupi.

"Konsumsi ikan kita cukup tinggi, dari 28 kilogram (kg) per kapita per tahun naik menjadi 30 kg per kapita per tahun. Produk perikanan tersedot semua ke dalam negeri," ujarnya.

Jika produksi tidak dibenahi dan belum cukup untuk dalam negeri, ekspor tidak dapat naik. Selain itu, eskpor tidak dapat terlaksana jika harga belum dapat bersaing.

Selama ini Indonesia masih mengimpor bahan baku ikan untuk produk olahan. Beberapa produk yang masih diimpor adalah ikan patin besar, ikan kembung, udang non-vaname. "Yang diperbolehkan impor ya diimpor".

Ia mengatakan sejauh ini neraca ekspor produk perikanan Indonesia masih surplus. Namun demikian keselamatan panganan harus diperketat sama dengan yang diterapkan pada produk ikan Indonesia di luar negeri.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009