New York (ANTARA News) - Dolar AS merosot pada Jumat waktu setempat, karena para pedagang bergerak keluar dari "safe haven" (tempat berlindung yang aman) greenback menyusul sebagian besar penilaian positif bank-bank AS dan lebih baiknya dari perkiraan laporan pasar kerja AS, kata para dealer.
Seperti dilaporkan AFP, kenaikan indikator ekonomi secara umum untuk Amerika Serikat telah mendorong turunnya nilai dolar, yang telah dipandang sebagai sebuah safe haven investasi ketika ekonomi bergejolak.
Pada 2100 GMT, euro terangkat menjadi 1,3640 dolar AS dari 1,3386 dolar AS pada Kamis sore di New York.
Terhadap mata uang Jepang, dolar turun menjadi 98,43 yen dari 99,09 yen pada Kamis sore.
Aksi pasar muncul di tengah berita bahwa penurunan pasar kerja AS berkurang pada April dengan pemecatan 539 ribu pekerja, sementara angka pengangguran mencapai 8,9 persen.
Tingkat pengangguran mencapai level tertinggi sejak September 1983, namun laju pemutusan hubungan kerja (PHK) melambat dan hal ini mungkin adalah sinyal lain dari berkurangnya kemerosotan besar perekonomian.
Laporan fed mendorong rally mata uang yang memberikan "yield" tinggi, kata Michael Woolfolk dari Bank of New York Mellon.
"Hasil bersih uang telah muncul lagi, sebagian besar keluar dari deposito denominasi dolar, beralih ke dalam aset-aset berisiko seperti saham, komoditas dan 'emerging markets'."
Pasar juga ditentramkan oleh hasil "stress tests" (uji ketahanan) yang mendapati bahwa 10 bank perlu menghimpun dana total 74,6 miliar dolar AS untuk "penyangga modal" dalam kemerosotan ekonomi besar.
Ketua Federal Reserve Ben Bernanke pada Kamis mengatakan, bahwa hampir semua bank memiliki kecukupan modal untuk menutup tingginya kerugian jika ekonomi memburuk.
"Ini menentramkan para investor bahwa bank-bank utama dapat terus menyalurkan kredit, sekalipun jika ekonomi memburuk sekali," kata analis NAB Capital, John Kyriakopoulos.
Bernanke juga menunjuk bahwa departemen keuangan "selalu siap menyediakan tambahan modal sebesar apapun jika diperlukan untuk menjamin sistem perbankan dapat mengarungi tantangan sebuah penurunan ekonomi."
Jon Gencher dari BMO Capital Markets mengatakan karena minat para investor terhadap aset berisiko meningkat, "pandangan kami bahwa mata uang AS masih rentan untuk turun di seluruh papan karena pertumbuhan ekonomi akan terusdatang pada niaya dolar yang besar."
Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,1053 franc Swiss turun dari 1,1299 franc pada Kamis. Pound berada pada 1,5237 dolar meningkat dari 1,5008 dolar.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Tapi aneh..di Indonesia ini, USD naik..harga naik, tapi USD turun ...harga tidak turun....
BBM naik...harga naik...tapi BBM turun harga tidak turun...
Pada pinter cari untung semua....