Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik LIPI Dewi Fortuna Anwar menilai, sosok Mensesneg Hatta Radjasa mempunyai tingkat resistensi yang paling rendah dibandingkan sejumlah nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang dijagokan mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dari sejumlah calon cawapres SBY yang muncul maka Hatta mempunyai resistensi yang rendah dari berbagai kelompok, artinya lebih bisa diterima semua kalangan," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat petang.
Ia menjelaskan, kemampuan Hatta yang bisa masuk jajaran kabinet "pelangi" di era Presiden Megawati dan Presiden SBY menunjukkan kemampuan melakukan komunikasi politik dengan berbagai pihak.
Menurut dia, ada tiga hal yang melekat pada Mensesneg Hatta Radjasa yaitu kapabilitas, integritas dan loyalitas.
"Kalau tidak mempunyai ketiganya tidak mungkin bisa terus terpakai di kabinet mulai dari Menristek, Menteri Perhubungan dan terakhir Menteri Sekretaris Negara," katanya.
Selain itu, Hatta dinilai sangat luwes dalam pergaulan dan "low profile" sehingga jarang sekali terdengar adanya konflik dalam hubungan dengan pihak lain atau hal-hal kontroversial yang pernah dilakukannya.
Namun, ia mengakui SBY dipastikan sudah mempunyai kriteria sendiri untuk menentukan cawapresnya, karena ada faktor lain yang harus dipertimbangkan termasuk masa jabatan SBY yang jika terpilih kembali hanya untuk satu periode saja.
"SBY pasti juga memikirkan estafet kepemimpinan nasional tetap di tangan Demokrat sehingga bisa jadi ada pertimbangan untuk memilih kalangan profesional dibanding dari partai politik," katanya.
Sebelumnya, Rektor Institut Teknologi Bandung Prof Dr Ir Djoko Santoso mengatakan pihaknya dan civitas akademika ITB mengharapkan Hatta bisa tampil sebagai wapres sehingga dapat mendorong program-program kesejahteraan rakyat berbasis penerapan teknologi dan juga penelitian.
"Kami mengharapkan bila ia diberi kepercayaan mengemban amanah tersebut, bisa mendorong peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat melalui penerapan teknologi," kata pemegang gelar doktor di bidang teknik tersebut.
Selain itu Djoko mengharapkan Hatta Radjasa yang juga alumni ITB, dapat mengembangkan budaya penelitian dan menggairahkan dunia pendidikan melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung.
"Tentunya pada saatnya nanti civitas akademika ITB akan memberikan rekomendasi atau pemikiran terkait itu semua kepada Pak Hatta," katanya.
Nama Hatta Radjasa beberapa hari terakhir ini disebut oleh beberapa pihak sebagai salah satu sosok yang tepat untuk diajukan sebagai bakal cawapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pilpres 8 Juli mendatang.
Partai Amanat Nasional (PAN) di mana Hatta menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) pada Rapimnas PAN di Yogyakarta 2 Mei 2009 lalu menetapkan dirinya sebagai cawapres yang diajukan PAN untuk mendampingi Yudhoyono yang telah ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009