Tokyo (ANTARA) - Otoritas Jepang sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan persediaan obat antiflu Avigan, buatan Fujifilm Holding Corp, pada tahun fiskal ini agar dapat digunakan untuk mengobati dua juta orang, menurut dokumen perencanaan yang dibaca Reuters.
Media lokal melaporkan pada Minggu bahwa Jepang berharap meningkatkan produksi obat tersebut tiga kali lipat dibandingkan dengan produksi saat ini, yang akan cukup mengobati 700.000 orang jika digunakan pada pasien-pasien virus corona.
Avigan, yang juga dikenal sebagai Favipiravir, diproduksi oleh cabang perusahaan Fujifilm, yang mengeluarkan produk kesehatan walaupun lebih dikenal karena produk kameranya.
Obat tersebut telah mendapat izin penggunaan di Jepang pada 2014.
Di China, Avigan sedang dicoba untuk mengobati pasien COVID-19.
Dalam paket stimulus darurat yang diperkirakan akan diluncurkan pada Selasa (6/4), pemerintah berencana memprioritaskan proses uji klinis yang nantinya bisa digunakan dalam merawat pasien COVID-19.
Menurut dokumen itu, Jepang juga berencana meningkatkan subsidi bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri yang memasok masker dan disinfektan dan akan mengamankan kapasitas untuk menjamin pasokan 700 juta masker sebulan.
Surat kabar Nikkei pada Minggu minggu melaporkan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi bagi perusahaan-perusahaan yang akan memindahkan beberapa fasilitas produksinya kembali ke Jepang. Langkah itu diambil dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan Jepang pada China sebagai pusat manufakturnya.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan, Jumat (3/4), paket stimulus untuk memerangi wabah virus corona akan diberikan kepada kalangan perusahaan kecil dan rumah tangga yang paling terpukul oleh kebijakan pembatasan jarak fisik yang memengaruhi penjualan.
Paket itu akan mencakup pemberian uang tunai bagi para perusahaan kecil dan rumah tangga yang pendapatannya mengalami penurunan tajam, kata Abe.
Sumber: Reuters
Baca juga: 50 ribu alat tes COVID-19 dari Korsel akan tiba hari ini
Baca juga: Dubai "lockdown" 14 hari
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020