Jakarta (ANTARA News) - Tim Inspeksi PBB di Lebanon, Jumat (8/5) serentak melakukan pemeriksaan terhadap peralatan militer setiap negara yang tergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL).

Tim Inspeksi atau "Contingent Owned Equipment" (COE) pimpinan Nikolay Voynov tersebut memeriksa seluruh peralatan milik Satuan Tugas (Satgas) "Force Headquaters Support Unit" (FHQSU) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVI-A di Naquora Lebanon, kata Perwira Penerangan Konga XXVI-A Kapten Laut (KH) Hondor Saragih kepada ANTARA di Jakarta.

Pemeriksaan dilakukan secara serentak oleh tiap-tiap anggota Tim COE sesuai daftar peralatan yang tercantum dalam formulir.

Pemeriksaan rutin Tim COE sangat cermat dan teliti, karena sangat terkait dengan penggantian sewa atau "reimbursement" dari PBB kepada Pemerintah Indonesia atas peralatan TNI di Lebanon sesuai standar yang tertuang dalam Nota Kesepahaman antara PBB dan Pemerintah Indonesia.

"Disamping itu, pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan sebuah kontingen dalam melaksanakan mandat PBB," kata Hondor.

Terkait peralatan yang digunakan dalam misi PBB, Indonesia menggunakan kategori "wet lease" atau yakni negara kontributor menyediakan dan bertanggung jawab untuk memelihara seluruh peralatan utama dan peralatan pendukung dan PBB sebagai pihak penyewa wajib menyediakan pembayaran ("reimbursement") atas penyediaan kebutuhan ini.

Apabila salah satu alat ditemukan tidak siap operasional ("unserviceable"), maka Pemerintah Indonesia sebagai kontributor tidak akan mendapatkan penggantian atau sewa ("reimbursement") dari PBB misalnya seperti kendaraan yang klaksonnya tidak berbunyi, lampu rem atau sen tidak nyala dan sebagainya.

Saat ini, di Markas Besar UNIFIL di Naquora, Indonesia antara lain menggunakan kendaraan tempur panser VAB buatan Perancis.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009