Hal ini disebabkan tekanan pasar mulai berkurang, karena pelaku pasar melihat perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih diminati investor sehingga indeks saham terus menguat, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayid di Jakarta, Jumat.
Kostaman Thayib mengatakan, makin ramainya perdagangan saham itu akan memberikan sentimen positif pasar lebih lanjut terhadap pasar uang khsususnya rupiah, namun sentimen itu munculnya agak lambat sehingga rupiah masih tertekan.
Pada perdagangan berikut rupiah berpeluang untuk kembali menguat, karena minat beli investor lokal maupun asing terhadap saham masih tinggi, ucapnya.
Menurut dia, koreksi harga terhadap rupiah saat ini karena aksi profit taking (ambil untung), setelah mengalami kenaikan yang cukup berarti,
Namun aksi lepas rupiah tidak berjalan lama, karena pelaku pasar menilai pasar modal Indonesia positif untuk kembali menguat, katanya.
Koreksi harga terhadap rupiah, lanjut dia, sebenarnya cukup baik untuk menahan kenaikan mata uang Indonesia yang terlalu cepat.
Menurut dia, kenaikan yang terlalu cepat bagi rupiah kurang menguntungkan bagi produk ekspor Indonesia dan juga akan menyulitkan eksportir untuk menetapkan harga jualnya.
"Kami memperkirakan rupiah akan dapat mencapai angka Rp10.000 per dolar dalam dua bulan ke depan, asalkan kondisi pasar seperti ini masih berlanjut," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009