Jakarta (ANTARA News) - Laba bersih PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) kuartal pertama tahun ini turun tajam 87,7 persen atau hanya 17,2 juta dolar AS, dari laba bersih periode sama 2008 yang mencapai 139,6 juta dolar AS.

Direktur Utama INCO Arif Siregar dalam siaran pers Kamis kemarin mengatakan, produksi nikel dalam matte pada kuartal I 2009 turun 20 persen dari periode sama 2008.

Penjualan turun 68 persen menjadi 121,4 juta dolar dari 380 juta dolar AS pada 2008.

"Kami telah memprediksi penurunan produksi karena manajemen memutuskan menghentikan pemakaian pembangkit listrik tenaga thermal pada Oktober 2008," katanya.

Harga realisasi rata-rata nikel INCO dalam matte pada kuartal tersebut juga turun 60,76 persen menjadi 8,31 dolar AS per metrik ton (mt) dari 21,18 dolar AS per mt pada 2008.

Arif menambahkan, pihaknya berupaya menekan biaya operasional dan produksi secara signifikan dengan hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sorowako.

Pada triwulan pertama tahun ini, INCO memproduksi nikel 16,2 ribu per mt, turun 19,4 persen dari periode sama 2008 yang mencapai 20,1 ribu per mt.

Volume penjualan pada periode itu hanya mencapai 14,6 ribu mt dari sebelumnya 17,9 ribu mt, atau 18,4 persen lebih rendah.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009