Surplus ini akan sangat baik untuk dijadikan cadangan pangan terutama saat ada wabah COVID-19

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian berupaya menjaga keseimbangan pasokan dan stabilisasi harga ayam ras dengan mengoptimalkan operasional rumah potong hewan unggas (RPHU).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menjelaskan pihaknya akan terus mendorong integrator untuk menambah waktu operasional pemotongan menjadi 15 jam per hari dan menyimpan karkas beku di cold storage.

"Ini penting dilakukan sebagai upaya mengurangi peredaran livebird di pasar becek, sehingga stabilisasi harga livebird dapat tercapai," kata Ketut Diarmita di Jakarta, Sabtu.

Selain itu, Ditjen PKH Kementan juga mendorong integrator mengalokasikan CSR dalam bentuk karkas beku untuk didistribusikan kepada petugas medis dan masyarakat di wilayah terdampak wabah COVID-19.

Meski rencana tersebut masih didiskusikan, Kementan berupaya merealisasikan distribusi karkas beku sebagai antisipasi dampak ekonomi dan sosial COVID-19.

Dalam rangka menjaga keseimbangan supply-demand ayam ras, Ditjen PKH telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Keswan Nomor 2669 tentang Pengurangan (cutting) Hatching Egg (HE) atau telur tetas umur 19 hari pada bulan Maret sebanyak 17,5 juta butir kepada seluruh perusahaan pembibit.

"Realisasinya mencapai 22,8 juta butir atau 130,3 persen melebihi target. Ini secara langsung mengurangi produksi DOC FS sebanyak 21,6 juta ekor setara dengan daging ayam broiler pada bulan April sebanyak 23,8 ribu ton," kata Ketut.

Sementara itu, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Sugiono menjelaskan selama bulan Maret telah terealisasi penyaluran telur tetas sebanyak 4,5 juta butir atau 45 persen dari target 10 juta butir, setara dengan pengurangan DOC FS sebanyak 3,6 juta ekor atau setara dengan daging ayam broiler sebanyak 4.000 ton.

Berdasarkan potensi produksi, hasil cutting HE umur 19 hari dan tunda setting pada bulan Maret, terealisasi pengurangan Day Old Chicken Final Stock (DOC FS) sebanyak 25,3 juta ekor atau setara dengan daging ayam broiler sebanyak 27,9 ribu ton. Implementasi kebijakan tersebut menjadikan potensi produksi daging ayam broiler bulan April sebanyak 340.900 ton.

"Dengan perkiraan kebutuhan daging pada bulan April sebanyak 291,2 ribu ton, maka masih ada surplus sebanyak 49,7 ribu ton. Surplus ini akan sangat baik untuk dijadikan cadangan pangan terutama saat ada wabah COVID-19 ini," kata Sugiono.

Pada Bulan Maret 2020, juga telah dilakukan afkir parent stock (PS) umur lebih dari 60 minggu oleh perusahaan pembibit dan terealisasi sebanyak 1,02 juta ekor PS betina dan 88,4 ribu ekor PS jantan. Dari 27 perusahaan pembibit, saat ini baru 8 perusahaan yg sudah merealisasikan afkir PS.

Ada pun untuk bulan Mei, menurut Sugiono potensi produksi daging ayam broiler adalah sebanyak 332,7 ribu ton dengan kebutuhan sebanyak 305,2 ribu ton sehingga masih ada surplus sebanyak 27,5 ribu ton.

"Kami pastikan untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, stok daging ayam mencukupi," kata dia.

Baca juga: Kementan gandeng Gojek, beli pangan di Toko Mitra Tani gratis antar
Baca juga: Kementan akui karantina wilayah hambat distribusi pangan ke Jakarta
Baca juga: Kementan jamin ketersediaan pasokan cabai aman hingga Lebaran

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020