London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak melonjak ditutup di posisi tertinggi enam bulan di atas 58 dolar AS per barel pada Kamis waktu setempat, memperpanjang kenaikan baru-baru ini di tengah harapan bangkitnya kembali permintaan energi menyusul sinyal baru pemulihan ekonomi, kata para dealer.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, meningkat menjadi 58,57 dolar AS per barel -- level tertinggi sejak pertengahan November.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juni menguat menjadi 58,22 dolars -- juga merupakan poin tertinggis sejak November.
"Minyak terus beraksi sebagai sebuah barometer untuk sentimen ekonomi global, naik hari ini mesi pasokan stok di AS meningkat," kata analis BetOnMarkets, David Evans.
Namun para pedagang masih hati-hati jelang rilis krusial hasil "stress tests" (uji ketahanan) pada sektor perbankan AS.
Belakangan Kamis, kontrak minyak mentah New York berada pada 57,57 dolar per barel, naik 1,23 dolar AS dari penutupan Rabu, sementara minyak Brent naik 1,02 dolar pada 57,17 dolar AS.
Harga telah menembus posisi puncak lima bulan di atas 56 dolar SD pada Rabu, karena para pedagang menyambut baik data ekonomi drai Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, yang melebihi perkiraan para analis.
Para pedagang juga mencerna berita bahwa srok minyak mentah Ameriak naik 600.000 barel pada pekan yang berakhir 1 Mei, menurut Departemen Energi AS (DoE). Tetapi, para analis telah memproyeksikan kenaikan 2,1 juta barel.
"Sentimen pasar dipicu oleh beberapa berita makro positif yang keluar di AS, ketika sektor swasta kehilangan pekerja lebih rendah dari ekspektasi pasar," kata analis Barclays Capital.
Sektor swasta mengurangi 491.000 pekerjaan pada April, lebih kecil dari perkiraan para analis, data sebuah survei oleh perusahaan payyroll ADP menunjukkan Rabu, mengindikasikan resesi berkepanjangan mungkin berkurang.
Data April, berdasarkan pada sebuah survei perusahaan data pembayaran upah ADP, lebih rendah daripada pengurangan 708.000 pekerjaan pada Maret dan 645.000 perkiraan sebagian besar analis dan penurunan payroll swasta terendah sejak Oktober tahun lalu.
Minyak mentah berjangka mulai mencapai posisi tertinggi beberapa bulan di tengah harapan pulihnya permintaan energi, seiring dengan menguatnya pasar saham dan melemahnya dolar AS.
Penurunan mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah untuk para pembeli asing dan akan mendorong permintaan, mengangkat harga naik.
Pada level harga saat ini, harga minyak masih jauh di bawah rekor tertinggi Juli tahun lalu di atas 147 dolar AS per barel, karena penurunan ekonomi global telah mengalirkan permintaan energi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009